Senin 04 Jul 2022 19:45 WIB

Wagub Jabar: Perbedaan Idul Adha Jangan Dijadikan Alat Perpecahan

Perbedaan merupakan hal yang wajar dalam kehidupan sehari-hari

Red: Agung Sasongko
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum (kanan) berbincang dengan siswa saat meninjau kegiatan belajar mengajar di SMAN 1 Sindang, Indramayu, Jawa Barat, Senin (30/5/2022). Wagub Uu Ruzhanul Ulum meninjau pelaksanaan PTM 100 persen di Indramayu dan memberikan pengarahan kepada kepala sekolah SMA/SMK di Indramayu terkait penerapan protokol kesehatan untuk pencegahan COVID-19.
Foto: ANTARA/Dedhez Anggara
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum (kanan) berbincang dengan siswa saat meninjau kegiatan belajar mengajar di SMAN 1 Sindang, Indramayu, Jawa Barat, Senin (30/5/2022). Wagub Uu Ruzhanul Ulum meninjau pelaksanaan PTM 100 persen di Indramayu dan memberikan pengarahan kepada kepala sekolah SMA/SMK di Indramayu terkait penerapan protokol kesehatan untuk pencegahan COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum mengatakan perbedaan Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah/2022 agar tidak sampai dijadikan alat perpecahan umat muslim di Indonesia."Tapi perbedaan atau furu'iyah ini jangan dijadikan alat perpecahan, termasuk Idul Adha (berbeda penetapan Hari Raya Idul Adha)," kata Wagub Uu Ruzhanul ketika dimintai pendapatnya tentang perbedaan Idul Adha, di Kota Bandung, Senin (4/7/2022).

Berdasarkan hasil sidang isbat, Kementerian Agama (Kemenag) memutuskan Hari Raya Idul Adha atau 10 Zulhijah 1443 Hijriah jatuh pada Minggu, 10 Juli 2022.Sementara Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menetapkan 10 Zulhijah 1443 H pada Sabtu, 9 Juli 2022, berdasarkan hasil perhitungan wujudul hilal oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah.

Baca Juga

Ia menuturkan adapun perbedaan penetapan Hari Raya Idul Adha di Indonesia pada tahun ini, merupakan hal yang sah-sah saja."Itu Silakan, asal tidak menjadikan perselisihan diantara umat," kata dia.

Namun, kata Wagub Uu, jika berkenan pihaknya menganjurkan kepada umat muslim di Indonesia untuk ikut pemerintah terkait penetapan Idul Adha."Tetapi kalau boleh tolong ingat ikut kami pemerintah. Isya Allah pemerintah juga tidak punya niat yang lain kecuali melindungi dan memudahkan waktu melaksanakan ibadah," kata dia.

"Adapun mereka yang mungkin secara hisabnya seperti itu, ya saya juga sah-sah saja tetapi tidak menimbulkan gesekan. Apalagi merasa pang benerna (paling benar) itu mah masalah. Ieu anu bener (ini yang benar), enggak seperti itu," lanjut dia.

Lebih lanjut Wagub Uu mengatakan perbedaan merupakan hal yang wajar dalam kehidupan sehari-hari."Perbedaan di antara kita kan wajar terutama dalam perbedaan masalah furu'iyah, bukan dalam masalah aqidah. Kalau dalam aqidah kita sepakat tidak ada perbedaan, seperti Allah itu satu dan sifat-sifatnya ada 20," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement