REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan se-Sulawesi Selatan memperketat pengecekan kelayakan hewan qurban menjelang Idul Adha 1443 Hijriah di daerah itu.Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel Nurlina Saking mengatakan sejak beberapa waktu lalu pihaknya sudah memberikan surat edaran ke dinas terkait di 24 kabupaten/kota di provinsi itu untuk menurunkan tim guna pemeriksaan hewan qurban di daerah masing-masing.
Tim dokter hewan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan di setiap daerah di Sulsel melakukan pemeriksaan secara rutin hewan ternak di lokasi-lokasi peternakan, pasar, serta rumah potong hewan (RPH).Untuk hewan ternak dalam kondisi sehat, instansi itu di setiap daerah selanjutnya memberikan surat keterangan kesehatan hewan.
"Satu bulan sebelum hari H (Idul Adha, red.), sudah kita minta setiap daerah membentuk tim khusus untuk melakukan pemeriksaan. Apalagi sekarang ini lagi merebak wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) sehingga penting dilakukan antisipasi," ujarnya.
Terkait ketersediaan hewan qurban seperti sapi, Pemprov Sulsel menyiapkan 72.556 ekor sapi untuk memenuhi kebutuhan qurban pada tahun ini. Jumlah itu meningkat signifikan ketimbang tahun sebelumnya yang 40.892 ekor.Dia mengatakan stok sapi di daerah itu melimpah setelah para pedagang mengalami kendala melakukan pengiriman ke Kalimantan karena aturan karantina 14 hari sebagai upaya pencegahan PMK.
Berdasarkan data di lapangan, sapi layak kurban di Kabupaten Sinjai mencapai sembilan ribu hingga 10 ribu ekor."Pada tahun-tahun sebelumnya, para pedagang biasa mengirimkan hingga 1.300 ekor ke luar Sulsel. Namun, karena merebaknya PMK sehingga menurun hingga sekitar 400 ekor saja," ujarnya.