Senin 04 Jul 2022 22:02 WIB

Erick Thohir: Rasio Utang BUMN Turun Jadi 35 Persen

Transformasi memberikan dampak yang signifikan terhadap kinerja BUMN.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Nidia Zuraya
Menteri BUMN Erick Thohir memberikan paparannya saat mengikuti Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (4/7/2022). Raker tersebut beragendakan pengambilan keputusan terhadap usulan BUMN penerima PMN 2023 dan Inisiatif Corporate Action 2022/right issue 2022.
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Menteri BUMN Erick Thohir memberikan paparannya saat mengikuti Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (4/7/2022). Raker tersebut beragendakan pengambilan keputusan terhadap usulan BUMN penerima PMN 2023 dan Inisiatif Corporate Action 2022/right issue 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan komitmennya dalam melakukan transformasi BUMN. Erick menyampaikan, transformasi, baik dari sisi bisnis dan SDM, terbukti memberikan dampak signifikan terhadap kinerja BUMN.

"Perbaikan kinerja BUMN tentu memiliki dampak besar bagi masyarakat dan negara. Kalau BUMN-nya tidak sehat, bagaimana mau maksimal berkontribusi," ujar Erick di Gedung DPR, Jakarta, Senin (4/7/2022).

Baca Juga

Erick mengatakan, BUMN secara konsolidasi berhasil membukukan laba bersih Rp 126 triliun pada 2021. Capaian ini melesat jauh dibandingkan 2020 yang hanya Rp 13 triliun. Tak hanya membukukan laba bersih, Erick juga terus mendorong penurunan rasio utang BUMN.

"Alhamdulillah berkat transformasi dengan mengedepankan proses bisnis yang baik, tata kelola perusahaan yang baik (GCG), efisiensi, dan profesional, rasio utang BUMN pada 2021 itu 35 persen atau turun empat persen dari 2020 yang sebesar 39 persen," ucap Erick.

Erick mengaku akan mendorong rasio utang BUMN terus mengecil hingga tahun-tahun ke depan. Erick mengatakan telah memetakan utang-utang BUMN. Pemetaan dimaksudkan agar utang BUMN benar-benar ditujukan untuk kepentingan bisnis.

"Sekarang kita rapikan yang mana utang-utang produktif, dan yang mana utang-utang yang koruptif. Yang koruptif tentu kita sikat," kata Erick menambahkan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement