Senin 04 Jul 2022 22:13 WIB

DLH Mataram Gencarkan Sosialisasi Pemilahan Sampah

Hal ini seiring penerapan aturan pemilahan sampab per 1 Juli 2022.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Pekerja memilah sampah plastik (ilustrasi). Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram menggencarkan sosialisasi pemilihan sampah tingkat lingkungan melalui 325 kepala lingkungan.ýgģ
Foto: ANTARA/Adwit B Pramono
Pekerja memilah sampah plastik (ilustrasi). Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram menggencarkan sosialisasi pemilihan sampah tingkat lingkungan melalui 325 kepala lingkungan.ýgģ

REPUBLIKA.CO.ID,  MATARAM -- Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram menggencarkan sosialisasi pemilihan sampah tingkat lingkungan melalui 325 kepala lingkungan di daerah itu. Hal ini seiring penerapan aturan per 1 Juli 2022 sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir harus sudah dipilah.

"Aturan itu sebenarnya dimulai per 1 Januari 2022, tapi kita meminta kebijakan agar diberikan kesempatan untuk sosialisasi pemilihan sampah kepada masyarakat mulai dari rumah tangga," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram M Kemal Islam di Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Senin (4/7/2022).

Baca Juga

Menurutnya, kebijakan pemilihan sampah yang dibuang ke TPA itu akan diberlakukan secara bertahap. Untuk tahap pertama ditetapkan setiap sampah yang dibuang ke TPA sebesar lima persen harus sudah dipilah.

"Misalnya, satu dump truk sampah yang kita bawa ke TPA sebanyak 2,5 ton, maka limapersennya harus sudah dipilah," katanya.

Terkait dengan hal itu, mulai Selasa (5/7/2011) hingga akhir bulan ini, DLH akan melakukan sosialisasi dengan dimulai dari 325 kepala lingkungan. Dia mengharapkan pada Juli ini sosialisasi bisa tuntas sehingga kepala lingkungan bisa menindaklanjuti serta masyarakat sudah mulai memilah sampah dari rumah tangga.

Ia mengatakan satu rumah tangga harus menyiapkan setidaknya empat tempat sampah, yakni pertamauntuk sampah plastik, kedua untuk sampah sisa makanan, buah, dan sayur, ketiga sampah untuk botol, kertas, dan kardus, keempat sampah hasil sapuan daun-daun kering.

"Program pemilihan sampah ini kuncinya ada di rumah tangga," katanya.

Kemal mengatakan untuk mengoptimalkan program pemilihan sampah perlu kerja keras dan gotong royong, terutama untuk pemilihan sampah plastik yang saat ini sudah bernilai ekonomis. Sampah sisa makanan akan digunakan untuk pakan maggot, sedangkan sampah daun-daun kering diolah menjadi pupuk organik.

"Yang berat adalah sampah keresek dan sejenisnya belum bisa dibeli, dan jika dikumpulkan ini agak berat. Sampah keresek inilah yang menjadi tantangan kita," katanya.

Selain melakukan sosialisasi pemilihan sampah kepada kepala lingkungan, pihaknya juga sudah melakukan sosialisasi kepada operator kendaraan roda tiga untuk mengangkut sampah dan petugas kebersihan.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement