Senin 04 Jul 2022 23:40 WIB

Fuad Bawazier: Diplomasi Internasional Presiden Jokowi Harus Dipersiapkan dengan Baik

Kemenly harus lakukan conditioni agar presiden terbiasa di forum internasional

Presiden Jokowi saat memberikan keterangan pers bersama Presiden Volodymyr Zelenskyy di Istana Maryinsky, Kiev, Ukraina, Rabu (29/6).
Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden
Presiden Jokowi saat memberikan keterangan pers bersama Presiden Volodymyr Zelenskyy di Istana Maryinsky, Kiev, Ukraina, Rabu (29/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Menteri Perekonomian Dr Fuad Bawazier mengatakan pihaknya menyangkan bila kunjungan Presiden Jokowi ke Ukraina dan Rusia ternyata belum berdampak optimal. Ini terlihat masih punya banyak masalah dan tidak tampak dipersiapkan dengan baik.

" Hal itu misalnya, Pak Presiden Jokowi tidak ada pengalaman memediasi perselisihan lokal. Ini beda dengan Pak Jusuf Kalla yang memulai karies sebagai mediator dari tingkat lokah. Pak Presiden Jokwoi kok kok langsung loncat medan mediasi internasional. Ini akibatnya tidak optimal. Saya jelas menyayangkan,'' kata Fuad Bawazier dalam percakapan di Jakarta, Senin malam, (4/7/2022).

Padahal lanjut Fuad, posisi Pak Jokowi sebagai Ketua Umum Presidensi G20 sangat strategis. Ini misalnya bisa membuat lobbi ke negara Eropa, Ukraina, dan Rusia menjadi efektif. Soal perdagangan, yakni gandum dan krisis bahan bakar di dalam negeri akibat melambungnya harga BBM bisa diperingan dampaknya.

''Entah mengapa sepertinya pihak kemenlu tidak mempersiapkan segala perundingan itu dengan cermat. Kendala bahasa yang dipunyai Pak Jokowi seharusnya bisa di atasi. Apalagi aturan perundangan kita mengharuskan pemimpin negara menggunakan bahasa Indonesia dalam pertemuan internasional. Pak Harto dahulu juga begitu, yakni dalam pertemuan formal bicara empat mata selalu didampingi penerjemah. Kenapa ini tidak dilakukan?,'' tegasnya.

Selanjutnya, ujar Fuad, untuk mengatasi kendala tersebut sebelum ke Ukraina dan Rusia dilakukan semacam 'conditioning' dulu kepada Presiden Jokowi. Hal ini agar presiden tampak tidak canggung ketika bertemu dengan pemimpin dunia di forum internasional.

''Kenapa tidak melakukan conditioning dulu misalnya selaku Presidensi G20 atau mewakili ASEAN. Akibatnya, dengan pengalaman internasional dari Presiden Jokowi yang masih berbau kencur, maka diplomasi dia di Rusia, Ukraina, dan Eropa tentu saja hancur. Lain kali kami harap dipersiapkan dengan baik,'' kata Fuad Bawazier.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement