REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Polisi mengumumkan telah menangkap seorang tersangka penembakan di Chicago Highland Park, Senin (4/7/2022). Enam orang tewas dan 36 orang lainnya terluka ketika seorang pria dengan senapan berkekuatan tinggi melepaskan tembakan dari atap pada parade Hari Kemerdekaan AS, Fourth of July.
Polisi mengkonfirmasi bahwa mereka menangkap Robert E Crimo III (22 tahun) yang berasal dari daerah tersebut. Sebuah video dari ABC News merekam polisi terlihat mengelilingi sebuah mobil dan kemudian Crimo keluar dari kendaraan dengan tangan terangkat. Crimo terbaring di jalan sebelum polisi menahannya.
Penembakan itu menyebabkan kepanikan bagi penduduk yang menghadiri parade. Ada anak-anak yang meninggalkan sepeda roda tiganya dan orang tua berlari menyelamatkan diri bersama anak-anak mereka.
"Kedengarannya seperti kembang api yang meledak," kata pensiunan dokter Richard Kaufman yang berdiri di seberang jalan dari tempat pria bersenjata itu melepaskan tembakan. Ia mengaku mendengar sekitar 200 tembakan.
Polisi belum mengetahui motif penembakan tersebut. Juru bicara Sistem Kesehatan Universitas NorthShore Jim Anthony mengatakan, lebih dari 36 orang terluka sebagian besar akibat tembakan. Sebanyak 26 korban dibawa ke rumah sakit Highland Park.
"Mereka berusia antara 8 hingga 85 tahun," kata Brigham Temple, seorang dokter ruang gawat darurat.
The New York Times menyebut salah satu korban tewas adalah seorang warga bernama Nicolas Toledo (76 tahun) yang menggunakan kursi roda dan tidak ingin menghadiri pawai. Namun ia datang karena harus mendampingi keluarganya yang tak ingin ketinggalan acara.
"Kami semua kaget. Kami pikir itu bagian dari parade," kata cucunya Xochil Toledo.
Anak-anak yang mengibarkan bendera Amerika, mengendarai sepeda roda tiga atau menikmati perjalanan dengan gerobak yang ditarik oleh orang dewasa. Mereka terdiam ketika orang-orang di kerumunan berteriak sementara tembakan senjata terdengar.
Penembakan itu datang ketika benak banyak orang Amerika masih hangat mengingat kasus kekerasan senjata seperti yang terjadi pada pembantaian 24 Mei lalu yang menewaskan 19 anak sekolah dan dua guru di sebuah sekolah dasar di Uvalde, Texas. Sebelumnya pada 14 Mei juga terjadi serangan bersenjata yang menewaskan 10 orang di sebuah toko kelontong di Buffalo, New York.
Presiden Joe Biden mengatakan dia dan istrinya Jill terkejut dengan kekerasan senjata yang tidak masuk akal yang sekali lagi membawa kesedihan bagi komunitas Amerika pada Hari Kemerdekaan ini. Biden mengatakan dia telah meningkatkan penegakan hukum federal untuk membantu dalam pencarian mendesak untuk penembak.
Dalam pernyataannya, Biden merujuk pada undang-undang reformasi senjata bipartisan yang dia tandatangani baru-baru ini tetapi mengatakan lebih banyak yang harus dilakukan. "Saya tidak akan menyerah memerangi epidemi kekerasan senjata," katanya.