Selasa 05 Jul 2022 09:56 WIB

Italia Darurat Kekeringan

Italia umumkan keadaan darurat daerah di sekitar Sungai Po yang alami kekeringan

Rep: Rizky Jaramaya / Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Ilustrasi Kekeringan
Foto: Foto : MgRol_94
Ilustrasi Kekeringan

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Italia pada Senin (4/7/2022) mengumumkan keadaan darurat untuk daerah-daerah di sekitar Sungai Po yang mengalami kekeringan terburuk dalam 70 tahun. Wilayah tersebut menyumbang sekitar sepertiga dari total produksi pertanian Italia.

Keputusan keadaan darurat ini akan memungkinkan pihak berwenang untuk memotong birokrasi dan mengambil tindakan segera jika dianggap perlu, seperti memberlakukan penjatahan air untuk rumah dan bisnis. Po adalah sungai terpanjang di Italia yang mengalir lebih dari 650 kilometer melalui utara Italia.

 

Namun, sebagian besar jalur air di Sungai Po telah mengering. Petani mengatakan, aliran air di sungai tersebut sangat lemah sehingga air laut merembes ke daratan, dan menghancurkan tanaman.

Pemerintah mengatakan, tindakan darurat akan mencakup tanah yang berbatasan dengan Sungai Po dan cekungan air di Pegunungan Alpen timur. Secara lebih luas keadaan darurat berlaku di lima wilayah utara Italia yaitu Emilia-Romagna, Friuli Venezia Giulia, Lombardy, Piedmont dan Veneto. Pemerintah mengalokasikan dana awal sebesar 36,5 juta euro untuk membantu mengatasi kekurangan air.

"Keadaan darurat bertujuan untuk mengelola situasi saat ini dengan cara dan kekuatan yang luar biasa, dengan bantuan kepada penduduk yang terkena dampak," kata pernyataan pemerintah.

Pemerintah dapat mengambil tindakan lebih lanjut untuk mengatasi kekeringan. Menurut otoritas air, kekeringan semakin berdampak di Italia tengah setelah musim dingin dan musim semi yang sangat kering, diikuti oleh awal musim panas dengan suhu tinggi.

Media Italia telah melaporkan, Perdana Menteri Mario Draghi mempertimbangkan untuk menunjuk seorang komisaris untuk mengkoordinasikan respons kekeringan. Langkah ini serupa dengan cara yang dilakukan pemerintah ketika membentuk seorang komisaris untuk mengawasi krisis virus korona.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement