Selasa 05 Jul 2022 14:51 WIB

Kontribusi BUMN Makin Besar, Kebijakan Transformasi Menteri Erick Dinilai Tepat

Di bawah kepemimpinan Erick Thohir, kontribusi BUMN terus mengalami peningkatan.

Menteri BUMN Erick Thohir.
Foto: Prayogi/Republika.
Menteri BUMN Erick Thohir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di bawah kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir, kontribusi BUMN terus mengalami peningkatan. Sepanjang 10 tahun terakhir ini sumbangan yang diberikan BUMN mencapai Rp 4.013 triliun. Jumlah tersebut berasal dari Rp 2.118 triliun pajak, Rp 1.466 triliun dalam bentuk PNBP, dan Rp Rp 429 triliun dividen.

Di saat ekonomi global dan Nasional dibayang-bayangi tekanan akibat pandemi Covid-19, perusahaan di tahun buku 2021, BUMN masih dapat memberikan dividen yang cukup besar mencapai Rp 41 triliun. Laba BUMN tahun 2021 meningkat menjadi Rp 126 triliun dengan total pendapatan Rp 1983 triliun. Jika kontribusi BUMN terhadap Nagara disandingkan dengan Penyertaan Modal Negara (PMN) ke 7 BUMN tahun 2022 sebesar Rp 38,5 triliun, maka jumlah tersebut terbilang kecil.

Menteri Erick sangat optimistis dividen yang bisa diberikan BUMN di tahun buku 2022 bisa mencapai Rp 39,7 triliun. Target di tahun 2023 dan 2024 juga akan terus meningkat menjadi Rp 43 triliun dan Rp 50 triliun.

Head of Research Jarvis Asset Management, Andri Ngaserin mengakui kontribusi BUMN selama ini ke APBN sangat signifikan baik itu dalam bentuk kontribusi ke kas Negara maupun membantu pemerintah dan masyarakat dalam hadapi tanggap darurat Covid-19 yang lalu. Selain itu BUMN juga berkontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Nasional. Sehingga menurut Andri peran BUMN sangat strategis.

Saat ini ekonomi global tengah dihantui ancaman resesi ekonomi akibat perang Rusia Ukraina yang diikuti kenaikan berbagai harga komoditas. Tentu saja ancaman resesi ekonomi global akan membawa dampak terhadap perekonomian Nasional. Namun demikian target dividen yang dipatok Menteri Erick masih dinilai Andri mungkin dicapai.

Kenaikan berbagai harga komoditas sumberdaya alam (SDA) tentunya akan memberikan berkah tersendiri bagi BUMN seperti PTBA, ANTM, Inalum, PT Pupuk Indonesia dan PTPN. Bahkan mereka memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhan pasar di Cina.

Andri mengatakan, BUMN sektor perbankan dan telekomunikasi masih akan dapat memberikan kontribusi positif terhadap APBN. Memang ada BUMN yang memiliki tantangan tersendiri seperti PLN dan Pertamina.

"Namun dengan adanya jaminan APBN dari Pemerintah, mereka masih akan dapat memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian Nasional. Memang saat ini BUMN dituntut konservatif dalam melakukan ekspansi usahanya. Tujuannya agar dapat menjaga cashflow," ucap Andri.

Langkah penyelamatan BUMN 'sakit' oleh Menteri Erick seperti PT Garuda Indonesia Tbk. dan PT Waskita Beton Precast Tbk. (WSBP) dinilai Andri sebagai langkah yang tepat. Sebab Garuda dan BUMN Karya memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian Nasional.

Dengan keberhasilan PKPU Garuda, Andri berharap emiten berkode GIAA ini akan dapat beroperasi normal. Dengan disetujuinya PKPU diharapkan hutang BUMN aviasi ini dapat direstrukturisasi. Apalagi Pemerintah akan menguncurkan PMN sebesar Rp 7,5 triliun untuk mendukung operasional Garuda. Dengan keberhasilan PKPU yang dilakukan Menteri Menteri Erick dan kucuran PMN dipercaya Andri akan mampu memulihkan kinerja perseroan.

Sedangkan untuk Waskita Beton Precast Andri berharap Menteri Erick dan jajaran Waskita dapat juga segera mengupayakan konversi utang ke saham perseroan, pengurangan bunga dan memperpanjang tenor hutang yang dimiliki oleh perseroan. Tujuannya agar perseroan dapat kembali melanjutkan proyek strategis nasional yang saat ini tengah mereka embang. Proyek strategis Nasional yang tengah dikerjakan perseroan diantaranya adalah membangun jalan tol dan pelabuhan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement