REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pedagang minyak goreng di Pasar Ciracas, Jakarta Timur, mendukung keberadaan warung pangan yang dibentuk Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) karena memudahkan pedagang memperoleh minyak goreng curah dengan harga stabil.
Salah satu pedagang di Pasar Ciracas, Mawar, Selasa, mengatakan pedagang sangat diuntungkan dengan adanya warung pangan ini karena pedagang bisa mendapatkan harga yang terjangkau untuk dijual kembali ke masyarakat dengan menggunakan aplikasi warung pangan.
"Bagus nih sistemnya karena tidak merusak harga pasar, yang boleh beli hanya pedagang pasar saja dan harus pakai aplikasi jadi pembeli biasa ga bisa beli di sana, " ujar Mawar.
Mawar juga mengatakan, untuk pembelian minyak goreng curah melalui warung pangan pedagang pasar bisa mendapatkan dengan harga Rp 12.600 per liternya, sehingga pedagang bisa menjual kembali dengan harga Rp 14 ribu hingga Rp 15 ribu.
Para pedagang hanya cukup mendaftar melalui aplikasi warung pangan untuk pendataan agar bisa membeli minyak goreng curah di pointpersediaan (stock point) warung pangan.
Para pembeli yang ingin membeli minyak goreng curah ini juga harus memindai kode batang melalui aplikasi pedulilindungi, atau bisa juga dengan menyerahkan KTP untuk difoto oleh penjual sebagai syarat pembelian.
Salah satu konsumen, Nyauri mengatakan meski harga minyak goreng curah sudah stabil, namunharga tersebut masih cukup tinggi.
"Rp 14 Ribu masih ketinggian kalau bisa jangan segitu, tapi kalau soal kualitas ini lebih bagus dari yang jual kiloan, ini lebih bagus buat jualan goreng-gorengan, " tuturnya.
Dirinya juga mengatakan tidak mengalami kesulitan dalam proses pembeliannya, pembeli hanya cukup menyerahkan foto KTP kepada pedagang untuk mendapatkan minyak goreng curah rakyat yang akan dibeli.