Selasa 05 Jul 2022 16:45 WIB

Ekuitas Negara Berkembang Asia Catat Arus Keluar Asing Terbesar pada Juni

Investor asing keluar dari ekuitas negara berkembang Asia 20,22 miliar dolar AS.

Dana Asing (ilustrasi)
Foto: IST
Dana Asing (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BENGALURU -- Ekuitas pasar negara berkembang Asia di luar China mencatat arus keluar besar-besaran pada Juni. Hal tersebut dikarenakan aset-aset berisiko terpukul oleh meningkatnya kekhawatiran atas potensi resesi, dengan bank-bank sentral utama bersiap untuk lebih memperketat kebijakan moneter mereka secara agresif.

Data dari bursa saham di Taiwan, India, Korea Selatan, Filipina, Vietnam, Indonesia, dan Thailand menunjukkan bahwa investor asing keluar dari ekuitas senilai bersih 20,22 miliar dolar AS, menandai penjualan bersih terbesar mereka sejak Maret 2020. "Bulan Juni telah melihat kekhawatiran resesi mengambil kendali yang lebih besar dari sentimen risiko, yang mendorong beberapa penurunan posisi di ekuitas global seperti yang terlihat dari arus keluar asing di Asia juga," kata Jun Rong Yeap, ahli strategi pasar di IG.

Baca Juga

Federal Reserve menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin bulan lalu, dan jajak pendapat Reuters memproyeksikan bank sentral AS akan memberikan kenaikan suku bunga 75 basis poin lagi pada Juli, diikuti oleh kenaikan setengah poin pada September.

Eksportir teknologi Taiwan dan Korea Selatan menyaksikan arus keluar masing-masing senilai 7,54 miliar dolar AS dan 4,8 miliar dolar AS, karena kekhawatiran resesi mendorong para pedagang khawatir atas lesunya permintaan untuk barang-barang elektronik.

Sementara itu, ekuitas India mencatat arus keluar sebesar 6,44 miliar dolar AS, yang menjadikan penjualan bersih kumulatif kuartal kedua menjadi 13,85 miliar dolar AS, terbesar setidaknya sejak 2008.Thailand, Indonesia, dan Filipina juga memiliki arus keluar masing-masing sebesar 858 juta dolar AS, 502 juta dolar AS, dan 207 juta dolar AS.

Di sisi lain, investor asing membeli sekitar 11 miliar saham yang tercatat di China pada Juni, arus masuk bulanan terbesar sejak Desember, menurut data dari Refinitiv Eikon dan bursa saham Hong Kong."Kami percaya beberapa investor telah merelokasi beberapa aset di pasar negara berkembang lainnya kembali ke China," kata Zhikai Chen, kepala ekuitas Asia di BNP Paribas Asset Management.

sumber : Antara/Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement