REPUBLIKA.CO.ID, BENGALURU -- Ekuitas pasar negara berkembang Asia di luar China mencatat arus keluar besar-besaran pada Juni. Hal tersebut dikarenakan aset-aset berisiko terpukul oleh meningkatnya kekhawatiran atas potensi resesi, dengan bank-bank sentral utama bersiap untuk lebih memperketat kebijakan moneter mereka secara agresif.
Data dari bursa saham di Taiwan, India, Korea Selatan, Filipina, Vietnam, Indonesia, dan Thailand menunjukkan bahwa investor asing keluar dari ekuitas senilai bersih 20,22 miliar dolar AS, menandai penjualan bersih terbesar mereka sejak Maret 2020. "Bulan Juni telah melihat kekhawatiran resesi mengambil kendali yang lebih besar dari sentimen risiko, yang mendorong beberapa penurunan posisi di ekuitas global seperti yang terlihat dari arus keluar asing di Asia juga," kata Jun Rong Yeap, ahli strategi pasar di IG.
Federal Reserve menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin bulan lalu, dan jajak pendapat Reuters memproyeksikan bank sentral AS akan memberikan kenaikan suku bunga 75 basis poin lagi pada Juli, diikuti oleh kenaikan setengah poin pada September.
Eksportir teknologi Taiwan dan Korea Selatan menyaksikan arus keluar masing-masing senilai 7,54 miliar dolar AS dan 4,8 miliar dolar AS, karena kekhawatiran resesi mendorong para pedagang khawatir atas lesunya permintaan untuk barang-barang elektronik.
Sementara itu, ekuitas India mencatat arus keluar sebesar 6,44 miliar dolar AS, yang menjadikan penjualan bersih kumulatif kuartal kedua menjadi 13,85 miliar dolar AS, terbesar setidaknya sejak 2008.Thailand, Indonesia, dan Filipina juga memiliki arus keluar masing-masing sebesar 858 juta dolar AS, 502 juta dolar AS, dan 207 juta dolar AS.
Di sisi lain, investor asing membeli sekitar 11 miliar saham yang tercatat di China pada Juni, arus masuk bulanan terbesar sejak Desember, menurut data dari Refinitiv Eikon dan bursa saham Hong Kong."Kami percaya beberapa investor telah merelokasi beberapa aset di pasar negara berkembang lainnya kembali ke China," kata Zhikai Chen, kepala ekuitas Asia di BNP Paribas Asset Management.