Rabu 06 Jul 2022 01:46 WIB

Puluhan SMP di Indramayu Siap Terapkan Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam

Rep: lilis sri handayani/ Red: Hiru Muhammad
 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mencanangkan kurikulum baru, yakni Kurikulum Merdeka, untuk pembelajaran siswa di sekolah. Di Kabupaten Indramayu, belum semua sekolah akan menerapkan Kurikulum Merdeka pada tahun ajaran 2022/2023 ini.   Tampak Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum (kanan) berbincang dengan siswa saat meninjau kegiatan belajar mengajar di SMAN 1 Sindang, Indramayu, Jawa Barat, Senin (30/5/2022). Wagub Uu Ruzhanul Ulum meninjau pelaksanaan PTM 100 persen di Indramayu dan memberikan pengarahan kepada kepala sekolah SMA/SMK di Indramayu terkait penerapan protokol kesehatan untuk pencegahan COVID-19.
Foto: ANTARA/Dedhez Anggara
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mencanangkan kurikulum baru, yakni Kurikulum Merdeka, untuk pembelajaran siswa di sekolah. Di Kabupaten Indramayu, belum semua sekolah akan menerapkan Kurikulum Merdeka pada tahun ajaran 2022/2023 ini. Tampak Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum (kanan) berbincang dengan siswa saat meninjau kegiatan belajar mengajar di SMAN 1 Sindang, Indramayu, Jawa Barat, Senin (30/5/2022). Wagub Uu Ruzhanul Ulum meninjau pelaksanaan PTM 100 persen di Indramayu dan memberikan pengarahan kepada kepala sekolah SMA/SMK di Indramayu terkait penerapan protokol kesehatan untuk pencegahan COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU--Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mencanangkan kurikulum baru, yakni Kurikulum Merdeka, untuk pembelajaran siswa di sekolah. Di Kabupaten Indramayu, belum semua sekolah akan menerapkan Kurikulum Merdeka pada tahun ajaran 2022/2023 ini.

Untuk jenjang sekolah menengah pertama (SMP), dari total 213 sekolah negeri dan swasta di Kabupaten Indramayu, baru 67 sekolah yang siap melaksanakan Kurikulum Merdeka. Jumlah sekolah itu tersebar merata di berbagai kecamatan di Kabupaten Indramayu. ‘’Sebanyak 33 SMP masuk kategori mandiri belajar dan 34 SMP masuk kategori mandiri berubah,’’ ujar Kabid SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Indramayu, Eti Herawati, Selasa (5/7/2022).

Baca Juga

Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam, dimana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.

Eti menjelaskan, untuk saat ini, penerapan Kurikulum Merdeka masih dilakukan secara bertahap, sesuai kondisi masing-masing sekolah. Untuk itu, pihak sekolah sebelumnya mengisi kuesioner yang dikirim oleh Kemendikbud, sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing. Bagi satuan pendidikan yang menggunakan Kurikulum Merdeka, ada tiga pilihan kategori implementasinya.

Yakni, kategori mandiri belajar, kategori mandiri berubah dan kategori mandiri berbagi. Pihak Kemendikbud selanjutnya menentukan kategori implementasi Kurikulum Merdeka bagi setiap sekolah, berdasarkan kuesioner yang telah diisi sebelumnya. Eti menyebutkan, sebanyak 33 SMP di Kabupaten Indramayu masuk kategori mandiri belajar.

Itu berarti, sekolah tersebut menerapkan beberapa bagian dan prinsip Kurikulum Merdeka, dengan tetap menggunakan Kurikulum 2013. Sedangkan 34 SMP yang masuk kategori mandiri berubah, terang Eti, pihak sekolah akan langsung menerapkan Kurikulum Merdeka khusus untuk kelas 7 atau siswa baru. ‘’Sementara untuk kategori mandiri berbagi, di sini (Indramayu) belum ada. Karena mandiri berbagi ini khusus untuk sekolah penggerak,’’ kata Eti.

Perbedaan antara Kurikulum Merdeka dan Kurikulum 2013 di antaranya, dalam Kurikulum Merdeka ditekankan pada project, yang berbasis pada profil pelajar Pancasila. ‘’Ciri khas dari Kurikulum Merdeka ini materinya lebih esensial, jamnya dikurangi tapi nanti ada project (atau lebih ke praktek), untuk menciptakan profil pelajar Pancasila,’’ katanya.

Eti menilai, kurikulum itu juga lebih fleksibel bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai dengan kemampuan peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal. Ketika ditanyakan penyebab belum seluruh SMP di Kabupaten Indramayu yanbg menerapkan Kurikulum Merdeka, Eti menjelaskan, hal itu disebabkan oleh beberapa faktor.

Menurutnya, mayoritas karena mengalami kendala saat pengisian kuisioner dari Kemendikbud. ‘’Ada yang tidak bisa masuk, ada yang kelewat pendaftarannya. Tapi bagi yang belum, akan dibuka lagi Agustus pendaftarannya,’’ tutur Eti.

Meski demikian, lanjut Eti, hampir seluruh sekolah sudah siap menerapkan kurikulum tersebut. Tenaga pengajar pun sebelumnya sudah diberikan diklat dan sosialisasi. ‘’Tim pengembang kurikulum juga akan turun untuk mendampingi di sekolah-sekolah,’’ kata Eti. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement