Selasa 05 Jul 2022 19:10 WIB

NATO Sepakati Protokol Aksesi Finlandia dan Swedia

Swedia dan Finlandia kini memiliki akses lebih besar ke informasi intelijen NATO.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Menteri Luar Negeri Finlandia Pekka Haavisto, kiri, Menteri Luar Negeri Swedia Ann Linde, kanan, dan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menghadiri konferensi media setelah penandatanganan Protokol Aksesi NATO untuk Finlandia dan Swedia di markas NATO di Brussels, Selasa, 5 Juli, 2022.
Foto: AP Photo/Olivier Matthys
Menteri Luar Negeri Finlandia Pekka Haavisto, kiri, Menteri Luar Negeri Swedia Ann Linde, kanan, dan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menghadiri konferensi media setelah penandatanganan Protokol Aksesi NATO untuk Finlandia dan Swedia di markas NATO di Brussels, Selasa, 5 Juli, 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Sebanyak 30 negara anggota Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) telah menandatangani protokol aksesi untuk Finlandia dan Swedia, Selasa (5/7/2022). Hal itu memungkinkan kedua negara bergabung dengan aliansi yang telah berdiri sejak 1949 tersebut.

“Ini benar-benar momen bersejarah. Dengan 32 negara di meja, kami akan lebih kuat,” kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg bersama menteri luar negeri Swedia dan Finlandia.

Baca Juga

Dengan telah ditandatanganinya protokol itu, Swedia dan Finlandia dapat berpartisipasi dalam pertemuan NATO. Mereka pun memiliki akses yang lebih besar ke informasi intelijen. Namun Helsinki dan Stockholm belum dilindungi klausul pertahanan NATO, yakni serangan terhadap satu sekutu adalah serangan terhadap semua. Klausul tersebut bisa diberlakukan jika kedua negara sudah resmi bergabung dengan aliansi tersebut.

Proses ratifikasi keanggotaan untuk Swedia dan Finlandia kemungkinan akan memakan waktu hingga satu tahun. Akhir bulan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, negaranya akan merespons jika NATO mengerahkan persenjataan militernya ke Finlandia dan Swedia.

“Dengan Swedia dan Finlandia, kami tidak memiliki masalah seperti yang kami miliki dengan Ukraina. Mereka ingin bergabung dengan NATO, silakan. Tapi mereka harus memahami bahwa tidak ada ancaman sebelumnya. Sementara sekarang, jika kontingen dan infrastruktur militer dikerahkan ke sana, kami harus merespons dengan menciptakan ancaman yang sama," kata Putin kepada stasiun televisi Rusia 29 Juni lalu. 

Putin mengatakan, hubungan Rusia dengan Finlandia dan Swedia akan memburuk karena keanggotaan mereka di NATO. Menurut Putin, ketegangan hubungan itu tidak dapat dihindari. “Semuanya baik-baik saja di antara kami, tetapi sekarang mungkin ada beberapa ketegangan, pasti akan ada. Itu tidak bisa dihindari jika ada ancaman bagi kita," ucapnya.

Finlandia dan Swedia menjadi negara yang secara militer nonblok. Namun aksi Rusia menyerang Ukraina telah menggeser opini publik di kedua negara tersebut. Menurut jajak pendapat terbaru, warga yang mendukung agar kedua negara bergabung dalam NATO justru melonjak. Hal itu pula yang mendorong Helsinki dan Stockholm mengajukan aplikasi keanggotaan ke NATO.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement