Difagana Lolos Top 99 Sinovik 2022
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Muhammad Fakhruddin
Difagana Lolos Top 99 Sinovik 2022. (ilustrasi). | Foto: Wihdan Hidayat/Republika
REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Difabel Siaga Bencana (Difagana) lolos Top 99 Sistem Inovasi Pelayanan Publik (Sinovik) 2022 Kemenpan RB. Pelopor penanggulangan bencana inklusif DIY ini dibentuk Pemda DIY pada 2017 lalu.
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, pembentukan Difagana ini untuk memberikan ruang kepada penyandang disabilitas untuk bisa berperan aktif dalam kebencanaan. Bahkan, katanya, tidak ada kesulitan saat pembentukan maupun pelatihan Difagana.
Hingga saat ini, disabilitas yang sudah tergabung dalam Difagana mencapai 67,5 persen dari keseluruhan penyandang disabilitas yang ada di DIY. Mereka tergabung sebagai relawan non SAR yang aktif pada penanganan kebencanaan.
"Mereka (Difagana) ini telah membuktikan mampu berpartisipasi aktif pada penanganan kebencanaan di Palu, Lombok, dan lainnya," kata Sultan di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Selasa (5/7).
Sultan menuturkan, Difagana lahir didasari dari konsep peer to peer. Konsep tersebut yakni memberdayakan difabel untuk sesama penyandang disabilitas, serta menekankan kesamaan hak partisipasi dalam penanggulangan bencana.
Ia juga menilai Difagana lebih memiliki empati, komunikatif, dan responsif terhadap kebutuhan sesama jika dibekali pengetahuan dan keterampilan. Difagana juga dinilai mampu memetakan kebutuhan penyandang disabilitas korban bencana untuk menyediakan layanan yang tepat, berkualitas, aksesibel dan setara.
"Mereka membuktikan meskipun difabel tapi tetap bisa berdaya. Jadi dalam pemberdayaan itu harapannya dia tumbuh kepercayaan kepada dirinya sendiri dan masyarakat juga turut memberikan kepercayaan," ujar Sultan.
Ketua Difagana, Dodi Kurniawan Kalidri mengatakan, banyak penyandang disabilitas di DIY yang sangat tertarik untuk bergabung dengan Difagana. Banyaknya kegiatan-kegiatan penanggulangan bencana dan kegiatan sosial, katanya, membuat para penyandang disabilitas ini ingin berperan aktif membantu sesama.
Dodi mengatakan, relawan Difagana sendiri telah dibekali ilmu dan keterampilan untuk menunjang kemandirian, sehingga mampu berperan dalam masyarakat. Dirinya sendiri merasa dihargai dan tidak lagi menganggap diri sendiri sebagai beban, karena bisa menunjukan potensi diri di tengah keterbatasan.
"Kami diberikan bekal ilmu tentang manajemen kebencanaan, saat pandemi pun kami berproses untuk mendampingi teman-teman penyandang disabilitas. Ada di 65 titik di seluruh DIY atau sekitar 3.000 difabel yang sudah kami layani. Jadi kami tidak membatasi hanya di kebencanaan alam saja, tapi non alam pun kami siap," kata Dodi.