REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bogor, Jawa Barat, Anas Rasmana menyebutkan, jumlah sapi yang terinfeksi penyakit mulut dan kuku (PMK) telah menurun signifikan dari 184 ekor tersisa 60 ekor.
"Sudah turun 'banget', tinggal 60 sapi dalam perawatan. Insya Allah Idul Adha konsumsi sapi layak, aman," kata Anas saat dikonfirmasi di Bogor, Selasa (5/7/2022).
Anas menyebutkan, dari 60 sapi yang masih terinfeksi PMK bergejala ringan, 18 sapi berada di Rumah Potong Hewan (RPH) Bubulak dan 42 sapi lain berada di para pedagang luar RPH.
Menurutnya, situasi penurunan jumlah sapi terinfeksi PMK membuat masyarakat yang akan menyambut Idul Adha yang tinggal enam hari lagi, yakni Sabtu (9/7/2022) dan Ahad (10/7/2022) tidak perlu khawatir mengenai kebutuhan hewan qurban maupun daging sapi konsumsi sehari-hari dari pasar.
Sebelumnya, DKPP mencatat pada Selasa (21/6/2022) telah ada 184 sapi di daerahnya terkena PMK dan telah dua sapi di antaranya mati menjelang Idul Adha 1443 Hijriah ini. Dari 184 sapi yang terkena PMK itu, terdapat 130 sapi berada di lokasi penggemukan sapi di masyarakat dan 54 sapi berada di lingkungan rumah pemotongan hewan (RPH) Bubulak.
Saat itu, sebanyak 77 sapi telah dinyatakan sembuh, terdiri dari 30 sapi di lokasi penggemukan sapi di masyarakat dan 47 sapi di RPH Bubulak. Sementara ada dua sapi yang mati. satu sapi berada di RPH Bubulak dan satu sapi berada di penggemukan masyarakat.
Menurut Anas, petugas Satgas PMK Kota Bogor dibantu 60 dokter hewan dari IPB juga akan membantu masyarakat memastikan kesehatan sapi dan kambing yang dijual pedagang jelang Idul Adha 1443 Hijriah ini.Bahkan, mereka akan berkeliling untuk ikut memastikan prosedur pemotongan hewan qurban di lokasi-lokasi penyembelihan.
"Jadi tidak perlu khawatir, yang terinfeksi sudah sedikit dan dipisahkan, yang dijual juga diawasi oleh Satgas PMK. Masyarakat juga bisa melihat kondisi sapi sebelum dibeli," jelas Anas.