Rabu 06 Jul 2022 14:15 WIB

Menlu Australia Harapkan Pertemuan G20 Pastikan Ketahanan Pangan dan Energi

Menlu Australia Penny Wong akan berpartisipasi dalam pertemuan G20 di Bali.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong.
Foto: AP Photo/Vincent Thian
Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong mengumumkan akan berpartisipasi dalam Pertemuan Menteri Luar Negeri G20 di Bali. Ia berharap forum ini memastikan ketahanan pangan dan energi.

"Sebagai forum utama dalam kerja sama dan tata kelola ekonomi internasional, G20 memiliki peran penting dalam memastikan ketahanan pangan dan energi, yang keduanya terancam oleh invasi Rusia yang ilegal dan tidak beralasan terhadap Ukraina," kata Wong dalam siaran persnya, Rabu (6/7/2022).

Baca Juga

Ia menambahkan, di saat yang genting untuk keamanan internasional, Australia bekerja sama dengan Indonesia dan mitra lainnya menuju pertemuan yang sukses. Ia ingin forum ini yang juga mengirimkan pesan yang jelas ke Rusia.

Wong memuji Indonesia karena mengundang Ukraina untuk berpartisipasi sebagai tamu. Ia mengumumkan juga akan berpartisipasi dalam pertemuan ke dua puluh satu Menteri Luar Negeri Meksiko, Indonesia, Republik Korea, Turki, dan Australia (MIKTA).

MIKTA bertujuan untuk menjembatani hubungan antara negara berkembang dan negara maju dalam isu-isu global termasuk Ukraina, ketahanan pangan dan pengelolaan migrasi.

Menjelang pertemuan Menteri Luar Negeri G20, Wong mengatakan juga akan berkunjung ke Singapura. Ia mengataka bubungan Australia dengan Singapura merupakan salah satu hubungan yang paling dekat dan paling komprehensif di kawasan.

Wong melanjutkan hubungan kedua negara bertumpu pada kepentingan strategis dan ekonomi bersama. 

"Saya menantikan pertemuan dengan Perdana Menteri Lee Hsien Loong, Wakil Perdana Menteri Lawrence Wong, dan Menteri Luar Negeri Vivian Balakrishnan. Singapura adalah mitra perdagangan dan investasi terbesar Australia di Asia Tenggara, dan kami bekerja sama erat untuk merundingkan Perjanjian Ekonomi Hijau Australia-Singapura," katanya.

Dalam pernyataannya Wong mengatakan perjanjian ini akan berperan penting dalam memfasilitasi perdagangan dan investasi serta mendukung negara negara kami untuk mencapai tujuan nol emisi kami.

"Dalam kuliah yang diselenggarakan oleh International Institute for Strategic Studies, saya akan memaparkan visi Pemerintahan (Perdana Menteri Anthony) Albanese untuk keterikatan dengan ASEAN dan negara-negara Asia Tenggara, di masa kompetisi strategis ini," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement