Kawasan Candi Dieng dan Nasib Sungai Serayu
Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Muhammad Fakhruddin
Acara penanaman di kawasan Candi Dieng yang diadakan oleh Bakti Lingkungan Djarum Foundation bersama DLHK Jawa Tengah dan Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah, Rabu (6/7/22). | Foto: Republika/Idealisa masyrafina
REPUBLIKA.CO.ID,Oleh: Idealisa Masyrafina/Jurnalis Republika
Kawasan wisata Candi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, menjadi perhatian khusus untuk pelestarian alam, utamanya sebagai daerah tangkapan air untuk Sungai Serayu yang mengaliri lima kabupaten di Jawa Tengah. Hal ini yang mendasari diadakannya berbagai aksi penghijauan di sekitar candi, salah satunya yang diadakan oleh Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF).
Sebanyak 6.500 pohon dan semak berbunga ditanam di kawasan ini dalam gerakan berbasis digital Siap Darling (Siap Sadar Lingkungan) yang diinisiasi oleh BLDF untuk mengajak generasi muda agar peduli lingkungan.
Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman, dan Lingkungan Hidup (DPKPLH) Kabupaten Banjarnegara Singgih Haryono menjelaskan, bahwa saat ini Bendungan Panglima Besar Jenderal Soedirman atau Waduk Mrica sedang dalam kondisi yang buruk akibat masalah sedimentasi. Padahal, keberadaan bendungan ini sangat strategis karena mengaliri lima kabupaten di Jawa Tengah.
"Keberadaan bendungan ini sangat strategis, selain untuk mengairi irigasi sampai ke Cilacap, juga untuk listrik. Listrik dari bendung Soedirman ini untuk menyuplai listrik Jawa dan Bali, kalo turbinnya berhenti keberadaan listrik akan terganggu," jelas Singgih dalam acara Candi Darling (Sadar Lingkungan) di Kawasan Candi Dieng, Banjarnegara, Rabu (6/7/2022).
Diketahui saat ini Pembangkit Listrik Tenaga Air di bendungan tersebut mampu mengeluarkan kapasitas listrik sebesar 184,5 MW untuk menyuplai kebutuhan listrik di Jawa dan Bali.
Selain itu, menurut Singgih, banyak juga masyarakat yang menggantungkan hidup dengan melakukan budidaya ikan di DAS Serayu. Akan tetapi, bendungan yang awalnya dibangun untuk dapat beroperasi selama 100 tahun, saat ini usianya hanya tinggal dua tahun lagi.
"Sedimen yang masuk maksimal 2 juta meter kubik per tahun, tapi menurut data kami sedimen yang masuk sekitar 6,6 juta meter kubik per tahun, akibatnya volume air di waduk hanya tinggal 13 persen," ungkapnya.
Pelestarian lingkungan di hulu Sungai Serayu, seperti di wilayah Dieng, merupakan salah satu upaya yang dinilai dapat membantu mengembalikan lagi fungsi DAS Serayu. Untuk itu, pihaknya mendorong diadakannya lebih banyak kegiatan penghijauan semacam ini di lokasi sekitar candi. Kegiatan ini tentunya akan memberikan kontribusi yang luar biasa ke bendungan.
"Mungkin juga ada ide-ide cemerlang misalkan wisatawan yang ke Dieng kita kasih bibit, bisa berkontribusi dalam penyelematan lingkungan dan candi. Bumi kita hanya satu, mari kita rawat dan lestarikan, jangan disia-siakan," ujar Singgih.
Kondisi Sungai Serayu yang kini memprihatikan sebelumnya telah menjadi perhatian khusus akademisi Universitas Indonesia (UI) Imam Prasodjo. Ia mendatangi lima pemerintah kabupaten yang dialiri oleh sungai sepanjang 181 km ini seperti Kabupaten Banyumas, Cilacap, Banjarnegara, Wonosobo, dan Purbalingga, untuk menyuarakan keprihatinan tersebut.
Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Jawa Tengah, Widi Hartanto, mengingat masalah Sungai Serayu yang telah melibatkan banyak kabupaten, hal ini juga menjadi fokus Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Pelestarian lingkungan yang melibatkan elemen masyarakat dipandang menjadi upaya penting, terlebih lagi di wilayah Dieng yang mata pencaharian penduduknya adalah cocok tanam kentang. Seperti diketahui, penanaman kentang dapat menyebabkan erosi, apalagi di wilayah perbukitan seperti Dieng.
"Penanaman lingkungan itu harus kontinyu. Kita harus realistis karena masyarakat mengandalkan tanaman kentang, dalam konteks pelestarian, ekonomi jalan dan lingkungan tetap lestari," ujar Widi.
Ia memaparkan bahwa erosi dapat diatasi dengan teras batu dan penanaman tanaman produktif. Salah satu tanaman produktif yang juga dapat menghasilkan ekonomi adalah kacang macadamia, yang sudah dibudidaya oleh beberapa kelompok petani di Dieng.
"Untuk menanam, harus didampingi supaya sesuai dengan kaidah konservasi," kata Widi.
Kegiatan Candi Darling yang diadakan Bakti Lingkungan Djarum Foundation melibatkan sebanyak 2.352 Darling Squad dari 295 kampus di 203 kota/kabupaten hingga Juni 2022.
Program Associate BLDF, Abdurrachman Aldila menjelaskan, dalam giat Candi Darling, Darling Squad terlibat aktif dalam konservasi alam dan penghijauan di berbagai situs warisan sejarah. Program ini diinisiasi karena pihaknya menilai saat ini belum banyak gerakan penghijauan yang mengarah ke candi yang merupakan warisan sejarah Indonesia.
"Harapannya mengajak Darling Squad tidak hanya mencintai lingkungan juga mencintai sejarah Indonesia, ketika candinya semakin nyaman pasti akan menarik lebih banyak wisatawan. Menjadi multiplier effect," ujar Abdurrachman.
BLDF menargetkan untuk melakukan penanaman di seluruh candi di Indonesia hingga tahun 2025. Setelah aksi penanaman dilakukan, BLDF juga akan merawat bibit tersebut hingga 6 (enam) bulan untuk memastikan pertumbuhannya optimal.