Rabu 06 Jul 2022 21:30 WIB

Sri Mulyani: Tiga Tahun Terakhir Ketahanan Pangan Masih Kondisi Aman

Menkeu menyebut Pemerintah berupaya menjaga ketahanan pangan di situasi geopolitik

Rep: Novita Intan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kedua kanan)  Pemerintah menyebut sejak tiga tahun terakhir ketahanan pangan masih berada dalam kondisi aman. Hal ini tercermin dari produksi beras serta produk komoditas yang masih memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.
Foto: ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kedua kanan) Pemerintah menyebut sejak tiga tahun terakhir ketahanan pangan masih berada dalam kondisi aman. Hal ini tercermin dari produksi beras serta produk komoditas yang masih memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyebut sejak tiga tahun terakhir ketahanan pangan masih berada dalam kondisi aman. Hal ini tecermin dari produksi beras serta produk komoditas yang masih memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, di tengah terbatasnya pasokan dan tingginya harga pangan dunia seperti sekarang. “Berbagai negara sudah mengalami kenaikan harga pangan yang signifikan. Indonesia, alhamdulillah dalam tiga tahun terakhir bisa memenuhi kebutuhan,” ujarnya saat acara pembukaan Securitization Summit 2022, Rabu (6/7/2022).

Menurutnya pemerintah masih terus membangun ketahanan pangan terutama di tengah situasi geopolitik yang menimbulkan kerawanan ketahanan pangan. “Ketahanan pangan menjadi isu yang mengemuka dalam Presidensi G20 Indonesia seiring kini menjadi sumber inflasi dunia dengan adanya perang di Ukraina yang menimbulkan dampak supply chain khususnya terhadap makanan dan pupuk,” ucapnya.

Pada Juni 2022 kinerja inflasi sebesar 0,61 persen (mtm) atau meningkat dibanding bulan sebelumnya sebesar 0,4 persen. Secara tahunan tingkat inflasi pada Juni melonjak 4,35 persen yang merupakan level tertinggi sejak Juni 2017 sebesar 4,37 persen.

Maka itu, Sri Mulyani menegaskan pemerintah tidak akan terlena dengan pasokan pangan dalam negeri yang aman mengingat risiko inflasi tetap mengintai.“Tidak terlena, tantangan dari inflasi dari pangan harus kita waspadai,” tegasnya. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَقَالَ الَّذِى اشْتَرٰىهُ مِنْ مِّصْرَ لِامْرَاَتِهٖٓ اَكْرِمِيْ مَثْوٰىهُ عَسٰىٓ اَنْ يَّنْفَعَنَآ اَوْ نَتَّخِذَهٗ وَلَدًا ۗوَكَذٰلِكَ مَكَّنَّا لِيُوْسُفَ فِى الْاَرْضِۖ وَلِنُعَلِّمَهٗ مِنْ تَأْوِيْلِ الْاَحَادِيْثِۗ وَاللّٰهُ غَالِبٌ عَلٰٓى اَمْرِهٖ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ
Dan orang dari Mesir yang membelinya berkata kepada istrinya,” Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, mudah-mudahan dia bermanfaat bagi kita atau kita pungut dia sebagai anak.” Dan demikianlah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di negeri (Mesir), dan agar Kami ajarkan kepadanya takwil mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengerti.

(QS. Yusuf ayat 21)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement