REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menganggarkan Rp 400 juta untuk penanganan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang diprioritaskan pada pengadaan obat-obatan serta sarana dan prasarana. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Aris Nugraha di Kulon Progo, Rabu, mengatakan pada awal adanya wabah PMK, ketersediaan obat serta sarana dan prasarana sangat minim."Setelah ada anggaran dari Anggaran Pendapat dan Belanja Daerah (APBD) kabupaten, kondisi stok obat-obatan dan sarana-prasarana sudah tercukupi," kata Aris.
Ia mengatakan sebelum ada anggaran dari APBD, petugas memanfaatkan stok obat-obatan yang ada di DPP."Kami memanfaatkan stok obat yang ada untuk menekan perkembangan wabah PMK," katanya.
Sampai saat ini, jumlah hewan ternak yang positif PMK di Kulon Progo sebanyak 856 ekor dengan rincian potong paksa tiga ekor, mati tiga ekor, sembuh 422 ekor, sehingga sisa kasus 429 ekor yang masih dalam perawatan dan pemantauan."Kami terus upayakan pengendalian wabah penyakit mulut dan kuku dengan koordinasi jajaran TNI, dan Polri di lapangan," kata Aris.
Langkah yang dilakukan dalam pengendalian PMK, yakni pengawasan, disinfektan dan pengobatan. Kemudian tahap selanjutnya adalah vaksinasi hewan ternak."Empat kegiatan tersebut terus kami laksanakan. Kemudian, kami juga mengintensifkan komunikasi, informasi dan edukasi kepada masyarakat peternak di setiap kesempatan soal kewaspadaan PMK," katanya.
Penjabat Bupati Kulon Progo Tri Saktiyana mengatakan Pemkab Kulon Progo melalui dinas teknis berupaya menekan wabah PMK."Kami berharap setelah hari kurban ini, wabah PMK dapat dikendalikan karena mobilitas atau lalu lintas hewan ternak antar daerah cenderung tidak banyak," katanya.