Rabu 06 Jul 2022 23:35 WIB

Nilai Ekspor Papua Barat Capai 250,09 Juta Dolar AS pada Mei

Sektor migas berperan dominan terhadap perkembangan ekspor.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Logo BPS. Realisasi nilai ekspor Provinsi Papua Barat pada periode Mei 2022 mencapai 250,09 juta dolar Amerika Serikat, jumlah tersebut meningkat 78,46 persen year to year (yoy) bila dibandingkan periode Mei 2021 sebesar 140,13 juta dolar AS.
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Logo BPS. Realisasi nilai ekspor Provinsi Papua Barat pada periode Mei 2022 mencapai 250,09 juta dolar Amerika Serikat, jumlah tersebut meningkat 78,46 persen year to year (yoy) bila dibandingkan periode Mei 2021 sebesar 140,13 juta dolar AS.

REPUBLIKA.CO.ID, MANOKWARI -- Realisasi nilai ekspor Provinsi Papua Barat pada periode Mei 2022 mencapai 250,09 juta dolar Amerika Serikat, jumlah tersebut meningkat 78,46 persen year to year (yoy) bila dibandingkan periode Mei 2021 sebesar 140,13 juta dolar AS.

Koordinator Fungsi Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Papua Barat, Lasmini, di Manokwari, Rabu (6/7/2022), mengatakan sektor minyak dan gas (migas) memiliki andil dominan terhadap perkembangan ekspor daerah tersebut. Realisasinya mencapai 245,75 juta dolar AS atau 98,27 persen (yoy) dari total ekspor periode Mei 2022.

Baca Juga

"Kalau sektor nonmigas menyumbang 1,73 persen (yoy) dengan nilai 4,34 juta dolar AS," kata Lasmini.

Komoditas yang paling banyak diekspor dari Papua Barat yaitu bahan bakar mineral yang mencapai 245,75 juta dolar AS, lebih tinggi dibandingkan periode April 2022 yang mencapai 197,91 juta dolar AS. "Ekspor bahan bakar mineral tumbuh 24,17 persen month to month (mtm)," kata Lasmini menjelaskan.

Komoditas lain yang turut memberikan kontribusi ekspor yaitu garam, belerang dan kapur dengan nilai 2,20 juta dolar AS, kemudian ekspor komoditas lainnya senilai 2,14 juta dolar AS.

Ada tiga negara menjadi tujuan ekspor terbesar Papua Barat selama Mei 2022, yakni China dengan nilai 145,08 juta dolar AS atau 58,01 persen dari total ekspor, Jepang sebanyak 87,60 juta dolar AS (35,03 persen), dan Korea Selatan dengan realisasi 13,48 juta dolar AS (5,39 persen).

"Masih didominasi tiga negara di Asia. Ada juga ke negara Taiwan, Amerika Serikat, Singapura dan lainnya, tapi persentasenya kecil," ujar Lasmini menambahkan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement