REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung mengatakan dengan adanya pengembangan desa mandiri benih di sentra produksi lada hitam Lampung dapat membantu penyediaan benih berkualitas.
"Cukup banyak tantangan dalam pengembangan lada hitam Lampung. Dulu daerah ini penghasil terbesar lada hitam, namun seiring dengan waktu terjadi penurunan di daerah sentra lada. Banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut," ujar Kepala BPTP Lampung Jekvy Hendra, di Bandarlampung, Rabu (6/7/2022).
Ia mengatakan, salah satu faktor penting dalam meningkatkan, mengembangkan, dan mengantisipasi masalah benih di masyarakat dapat dilakukan dengan pengembangan teknologi pembenihan yang baik. "Dalam kerangka teknologi pembenihan ada program desa mandiri benih. Ini jadi kunci utama dalam memenuhi kebutuhan benih berkualitas bagi petani salah satunya bagi komoditas lada hitam Lampung," katanya.
Dia menjelaskan, dengan pengembangan desa mandiri benih di sentra lada hitam Lampung, dapat membantu pemenuhan benih secara mandiri pada kelompok tani. "Kunci utamanya bisa tidak di setiap sentra lada hitam seperti di Kabupaten Lampung Timur, Lampung Utara, Lampung Barat, Waykanan, dan Tanggamus kita buat masing-masing sentra lada dengan pola berbeda sesuai dengan kesesuaian lahan tiap daerah," ucapnya.
Ia melanjutkan, banyak ditemukan di tingkat petani penggunaan bibit lada yang tidak berkualitas yaitu berasal dari sulur gantung dan sulur cacing. Dimana seharusnya penggunaan bibit lada berkualitas oleh petani dengan masa panen dan produktivitas tinggi menggunakan bibit sulur panjat.
"Banyak yang menggunakan sulur gantung dan sulur cacing, ini yang kurang baik. Dengan adanya desa mandiri benih ini harapannya bisa jadi sumber benih yang nantinya dipersiapkan untuk kabupaten lain yang akan dikembangkan," tambahnya.
Menurut dia, syarat pengembangan benih di desa mandiri benih ini harus memiliki Blok Penghasil Tinggi (BPT), pengembangan varietas harus sesuai dengan kesesuaian lahan. "Harapannya dengan benih bermutu, berkualitas bisa meningkatkan produktivitas tanaman lada hitam Lampung yang saat ini produktivitasnya dengan kisaran 1,2-1,5 ton per hektare atau 1,5 kilogram tanaman per tahun," katanya lagi.
Diketahui dengan luas area lada Lampung sebanyak 46.847 hektare, Lampung memproyeksikan pada tahun 2022 ini produktivitas komoditas andalan Lampung tersebut dapat bertumbuh hingga total 15.819 ton.