REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pada hari-hari awal bulan Dzulhijjah, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah seperti berpuasa. Namun bagaimana dengan mereka yang berhalangan untuk berpuasa?
"Bagi yang belum bisa memperbanyak puasa sunnah di 10 awal Dzulhijjah karena ada udzur seperti sakit, safar, haid dan sebagainya, janganlah berkecil hati dan bersedih, lakukanlah ibadah ini agar engkau meraih pahala sepadan seperti puasa," kata Pimpinan Pesantren Al Furqon Al Islami Gresik, Ustadz Abu Ubaidah Yusuf, dalam keterangan tertulisnya kepada Republika.co.id, Kamis (7/7/2022).
Ustadz Abu Ubaidah menjelaskan, dari Syeikh Sulaiman Ar Ruhaili berkata, "Termasuk amalan utama yg sangat besar pahalanya di 10 Dzulhijjah dan sebanding dengan pahala puasa adalah bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat makan dan minum, syukur dengan hati, lisan dan anggota badan, sebagaimana dalam hadits Nabi Muhammad SAW:
الطَّاعِمُ الشَّاكِرُ بِمَنْزِلَةِ الصَّائِمِ الصَّابِرِ
"Orang yg makan lagi bersyukur pahalanya seperti seorang yg berpuasa lagi bersabar." (HR Al Bukhari secara muallaq. At Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad meriwayatkannya secara bersambung, dishahihkan Ibnu Hibban, Ibnu Hajar, dan Al Iraqi)
"Oleh karenanya, jika engkau tidak sanggup untuk berpuasa di 10 awal Dzulhijjah maka janganlah engkau lemah dari bersyukur atas nikmat makan dan minum," kata Ustadz Abu Ubaidah.
Di samping itu, termasuk amalan saleh pada hari-hari ini selama bulan Dzulhijjah adalah memperbanyak takbir, tahlil, tasbih, istigfar dan doa.
"Dzikir sangat dianjurkan pada seluruh waktu dan setiap keadaan, kecuali keadaan yang dilarang. Lebih-lebih di hari-hari terindah bulan Dzulhijjah, sungguh sangat ditekankan sekali," kata Ustadz Abu Ubaidah Yusuf. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
فَاذْكُرُوا اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِكُمْ ۚ Ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. (QS An Nisa ayat 103). Imam Ibnu Katsir berkata, "Yaitu pada seluruh keadaan kalian.”