Kamis 07 Jul 2022 08:55 WIB

Erick Thohir Optimistis Indonesia Bertahan dari Krisis

Indonesia harus bisa memanfaatkan bonus demografi dan memanfaatkan berbagai hal

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan paparan pada Kuliah Umum Tokoh Nasional di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (5/7/2022). Kuliah Umum tersebut membahas Kolaborasi BUMN dan Perguruan Tinggi dalam Menciptakan Generasi Digital yang Tangguh di Era Disrupsi.
Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan paparan pada Kuliah Umum Tokoh Nasional di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (5/7/2022). Kuliah Umum tersebut membahas Kolaborasi BUMN dan Perguruan Tinggi dalam Menciptakan Generasi Digital yang Tangguh di Era Disrupsi.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Menteri BUMN Erick Thohir optimistis Indonesia bisa bertahan dari krisis yang kini melanda dunia. Serangan Rusia ke Ukraina yang berkepanjangan bukan hanya menyebabkan geopolitik yang kacau, namun sudah berimbas pada ekonomi.

“Indonesia harus bisa memanfaatkan bonus demografi dan memanfaatkan berbagai hal, termasuk perubahan gaya hidup,” ujarnya saat memberikan kuliah umum di Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, pada Selasa (5/7/2022).

Baca Juga

Erick mengatakan kalau dampak serangan Rusia ke Ukraina membuat harga minyak terus naik. "Harga minyak diprediksi akan mencapai 380 dolar AS (per barel). Adapun dana subsidi dari pemerintah hanya Rp 350 triliun atau (asumsi) harga minyak 100 dolar AS hingga  110 dolar AS, kalau sampai 380 dolar AS, maka subsidi akan mencapai Rp 1.400 triliun, negara tidak sanggup," tegas Erick.

Erick menyebut ada 60 negara lain yang diramalkan bangkrut jika harga minyak mencapai angka tersebut. Adapun Indonesia bukan salah satu dari negara tersebut, asal bisa berdisiplin.

Selain geoekonomi, Erick menyebutkan kalau disrupsi yang melanda dunia adalah demografi, lingkungan, teknologi, dan juga kesehatan. "Dahulu cuaca bisa jelas misal kemarau dari bulan apa ke apa, kalau sekarang tidak bisa, tidak heran banyak pasokan pangan yang terganggu. Soal kesehatan, siapa yang bisa menjamin dalam 10 tahun Covid-19 bisa benar-benar hilang?" jelas Erick.

Ke depan, Erick berharap generasi muda bisa memanfaatkan berbagai hal untuk memajukan Indonesia. Bukan hanya menjadi pasar, namun juga bisa menciptakan ekosistemnya sendiri.

Dalam kesempatan itu, Erick juga menyebutkan ada sembilan jenis pekerjaan yang akan lenyap pada 2030 mendatang. Adapun sembilan pekerjaan yang akan hilang pada tahun 2030 yakni tenaga jasa penyiapan makanan, tenaga administrasi perkantoran, tenaga jasa transportasi, hingga tenaga produksi manufaktur nonauto. Kemudian, construction and extraction, traditional farming, fishing and forestry, sales and related field, social media manager, dan terakhir adalah tenaga jasa keamanan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement