REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pemerintah Provinsi (Provinsi) Jawa Tengah belum akan melakukan pengetatan terhadap berbagai aktivitas masyarakat. Kendati begitu kewaspadaan terhadap Covid-19 tetap harus dilakukan.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengungkapkan, di Jawa Tengah memang ada beberapa daerah yang menunjukkan peningkatan kasus Covid-19 dalam sepekan terakhir. Namun, kasus Covid-19 dinilainya tetap bisa dikendalikan.
"Penambahan kasus ada, tapi tidak terlalu signifikan pada minggu ini," ungkapnya, di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (7/7/2022).
Selain itu, kata gubernur, angka kesembuhan juga meningkat dan itu dipantaunya dari laporan hariannya. Secara umum, kondisi Covid-19 di Jawa Tengah masih terkendali dan pertambahan kasusnya ada tapi tidak signifikan.
Sejumlah daerah dengan angka kasus tertinggi saat ini adalah Kabupaten Klaten total 127 kasus aktif. Kemudian Kota Semarang dengan 124 kasus aktif dan berikutny Kabupaten Jepara dan Wonosobo.
"Namun menurut penjelasan dari Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi), yang dirawat juga tidak terlalu banyak dan relatif banyak penderita yang tanpa gejala," tambah Ganjar.
Itulah sebabnya, Jawa Tengah merasa belum perlu melakukan pengetatan. Tetapi kewaspadaan tetap, masker dan gaya hidup sehat masih jadi benteng utama agar tidak terpapar Covid-19.
“Sekarang kita dorong lagi maskernya maupun pola hidup sehatnya. Kalau sehat dan asupan makanan yang bergizi, Insya Allah oke,” tambahnya.
Di sisi lain, Ganjar juga mendukung wacana vaksin booster jadi syarat perjalanan dan masuk mal. Bahkan cara ini disebutnya lebih baik karena bisa menambah percepatan vaksinasi booster.
Bila perlu, mal- mal juga menyiapkan tempat atau fasilitas untuk vaksinasi booster. Sehingga kalau ada pengunjung yang belum vaksinasi booster tinggal suntik di mal.
"Sehingga semangat masyarakat yang tampak mulai mengendur untuk mengikuti vaksinasi bisa kembali meningkat," ujarnya.