Kamis 07 Jul 2022 16:50 WIB

Islam Berarti Berqurban Bagi Orang Lain

Qurban memberi dampak pada kemanusiaan.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Pedagang menggiring kambing di Pasar Hewan Muning, Kota Kediri, Jawa Timur, Kamis (7/7/2022). Menjelang Idul Adha, pemerintah daerah setempat kembali membuka pasar hewan guna mempermudah masyarakat mendapatkan hewan kurban setelah sebelumnya ditutup selama lima pekan karena penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan. Islam Berarti Berqurban Bagi Orang Lain
Foto: ANTARA/Prasetia Fauzani
Pedagang menggiring kambing di Pasar Hewan Muning, Kota Kediri, Jawa Timur, Kamis (7/7/2022). Menjelang Idul Adha, pemerintah daerah setempat kembali membuka pasar hewan guna mempermudah masyarakat mendapatkan hewan kurban setelah sebelumnya ditutup selama lima pekan karena penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan. Islam Berarti Berqurban Bagi Orang Lain

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Wakil Sekretaris Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik PP Muhammadiyah Ma'mun Murod Al-Barbasyi menyebut jika dikaji secara mendalam, Islam berarti kemampuan untuk berqurban pada orang lain. Hal ini ia sampaikan dalam kegiatan Berbagi Kebahagiaan Menuju Pengembangan Talenta & Transformasi Digital bagi Ekonomi Syariah, Republika dan Huawei, Kamis (7/7/2022).

"Akhir dari keberagamaan umat Islam dan umat lainnya adalah bagaimana menghadirkan wajah sosial dan kemanusiaan," ujar dia di Masjid At-Thohir, Cimanggis, Depok.

Baca Juga

Kegiatan qurban simboliknya adalah menyembelih hewan qurban. Namun, ia menyebut sesungguhnya pesan sosial dan kemanusiaannya sangat dominan dan ini harus dihadirkan.

Karena itu, kegiatan yang diadakan oleh Huawei dan Republika dengan berqurban adalah wajah kemanusiaan yang hadir dan melekat pada semua orang. Hal ini disebut terlepas dari agama apapun, terlebih ketika pendekatannya adalah kemanusiaan.

"Kalau dikaji dalam Alquran, ayat-ayat yang membahas soal sosial kemanusiaan begitu banyak. Salah satunya adalah surat Al-Kautsar, yang dengan tegas menjabarkan pentingnya berqurban," lanjutnya.

Ia pun menyebut cukup tertarik dengan pandangan yang menyebut orang yang berzakat sesungguhnya orang yang masih masuk kategori pelit. Zakat sesungguhnya memberikan milik orang lain yang dititipkan pada diri kita.

"Jadi kalau saya punya padi 1 ton, ditanam dengan memanfaatkan curah hujan, zakatnya 10 persen. Ketika saya hanya keluar satu kuintal, saya sesungguhnya belum memberikan apa-apa," ucapnya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan jika berkaca dari ketentuan zakat yang ada nishabnya, sesungguhnya nishab adalah sepelit-pelitnya orang. Tapi, memberikan yang lebih dari nishab adalah sesungguhnya amalan.

Menurutnya, masih banyak pesan dari agama Islam maupun agama lainnya, tentang pentingnya peduli kepada sesama. Salah satunya adalah berkurban kepada orang lain, tanpa melihat agama dan latar belakangnya. Hal ini dikenal dengan Pancasila, ideologi jalan tengah, dari dua titik ekstrem yang ada.

Terakhir, mewakili Pimpinan Pusat Muhammadiyah, ia mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi kegiatan ini. Ia pun berdoa agar kegiatan ini membawa maslahat dan bisnis keduanya semakin maju.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement