Jumat 08 Jul 2022 03:15 WIB

Doli: Golkar Bakal Terbuka dan Senang Hati Terima Puan 

PDIP menugaskan 3 nama guna berkomunikasi dengan parpol lain dan penjajakan koalisi.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Agus Yulianto
Ketua Komisi II DPR Ahmad Doli Kurnia Tandjung.
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Ketua Komisi II DPR Ahmad Doli Kurnia Tandjung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia Tanjung, menanggapi soal rencana Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, menemui ketua umum partai politik (Parpol). Doli mengatakan, partainya bakal menerima terbuka menerima Puan.

"Kami menerima dengan terbuka dan senang hati," kata Doli di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (7/7). 

Namun demikian, Doli mengatakan, sampai saat ini partainya belum tahu kapan kedua partai akan bertemu. Dia menegaskan, Partai Golkar terbuka menjalin komunikasi dengan semua partai, termasuk PDIP. 

"Tapi, kami kalau memang dimungkinkan dibuka komunikasi dengan PDIP sama dengan partai yang lain kami cukup senang dengan menerimanya," ujarnya. 

Sebelumnya, PDIP telah menugaskan tiga nama, yakni Puan Maharani, Hasto Kristiyanto, dan Muhammad Prananda Prabowo, untuk berkomunikasi dengan partai politik lain dalam penjajakan koalisi. Namun, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDIP Bambang Wuryanto mengatakan. bahwa Puan belum bergerak melakukan hal tersebut.

"Sepengetahuan saya, Mbak (Puan) belum melakukan. Mbak lebih ketemu dulu, mendengarkan suara-suara rakyat dan mendengarkan suara PDIP dulu, keluarga besarnya dulu," ujar Bambang di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (7/7).

Dia mengatakan, Puan masih menampung aspirasi dari pimpinan DPD dan DPC PDIP berbagai daerah. Menurutnya, hal tersebut perlu dilakukan sebelum melakukan komunikasi dengan partai politik lain.

"Jadi Mbak ini kan boleh dibilangkan bijak, wisdom. Dengerin dulu dong suara di bawah, baru saya akan bicara," ujar Bambang.

Meski belum menjalin komunikasi, ia memastikan, PDIP akan bekerja sama dengan partai politik lain untuk pemilihan umum (Pemilu) 2024. "Cuma dengan siapanya saya tidak tahu, karena itu kewenangan Ibu Ketua Umum," ujar ketua Komisi III DPR itu. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement