REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Hubungan suami istri dalam sebuah pernikahan bukanlah semata-mata untuk melapiaskan naluri manusia, berhubungan badan, dan melahirkan keturunan.
Namun, Dia adalah ikatan yang terdiri atas dasar cinta dan kasih sayang, kesenangan, dan ketenangan. Dalam Alquran Allah SWT berfirman:
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“Dan di antara tanda-tanda kekuasan-Nya ialah Dia menciptakan untuk istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS Ar Rum ayat 21).
Nabi Muhammad SAW telah merealisasikan makna agung dari pernikahan yang sejati. Karena itu, dalam sebuah ikatan pernikahan umat Islam dianjurkan untuk selalu meneladani Nabi Muhammad SAW, dan buku berjudul “Story of The Great Husband: Muhammad SAW” ini memberikan banyak risalah dan nasihat kepada pasangan yang sudah menikah, khususnya kepada para suami.
Dalam buku yang ditulis Hasan bin Ahmad Hasan Hamam ini dijelaskan bahwa pada pertemuan akbar kaum Muslimin yang terjadi pada 14 abad yang lalu di Arafah, yang bertepatan dengan Haji Akbar pada hari Jumat, Rasulullah SAW memberikan khutbah kepada kaum Muslimin.
Salah satu wasiat yang disampaikan Nabi saat itu mengandung makna yang ditunjukkan kepada setiap suami, yang diberi tanggung jawab oleh Allah SWT, terkait masalah wanita dan menjadikannya sebagai pemimpin atas wanita. Dalam wasiatnya, Rasulullah SAW bersabda;
استَوْصوا بالنِّساءِ خيرًا فإنَّهنَّ عَوانٌ في أيديكُم أخذتموهنَّ بأمانةِ اللهِ واستحللْتُم فروجَهنَّ بكلمةِ اللهِ.
“Berpesanlah kepada wanita (istri) dengan kebaikan. Karena mereka adalah penolong di sisi kalian, mereka kalian ambil dengan amanat dari Allah dan kalian menghalalkan kemaluan mereka dengan kalimat Allah.” (HR Muslim).
Seperti dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim, kaum wanita sendiri diciptakan dari tulang rusuk yang paling bengkok, yang adalah tulang rusuk bagian paling atas. Dalam artian, Hawa diciptakan dari salah satu tulang rusuk Nabi Adam.
Jika kaum wanita diciptakan demikian, menurut penulis, maka hendaknya para suami selalu memperhatikan, memahami tabiat mereka, dan berbuat baik kepada mereka sebab, jika meluruskan yang bengkok ini, maka justru akan mematahkannya, dan patahnya itu adalah menceraikannya.
Rasulullah SAW adalah manusia yang paling baik terhadap keluarganya. Seluruh kehidupannya bersama istri-istri beliau, menurut penulis, dinaungi langit-langit kebahagiaan, kesenangan, ketenangan, dan kasih sayang.
Kehidupan rumah tangga beliau adalah teladan bagi umat Islam yang membutuhkan hikmah, belas kasih, cinta, dan sayang.