Jumat 08 Jul 2022 11:10 WIB

Makau Gunakan Lebih Banyak Hotel Kasino untuk Fasilitas Medis Covid-19

Makau melaporkan 128 kasus baru COVID-19 pada Kamis (7/7/2022).

Warga mengantre untuk tes COVID-19, Rabu, 6 Juli 2022, di Shanghai, China. Otoritas Makau telah menambahkan dua hotel di resor kasino populer untuk digunakan sebagai fasilitas medis COVID-19 mulai Jumat (8/7/2022).
Foto: AP Photo/Chen Si
Warga mengantre untuk tes COVID-19, Rabu, 6 Juli 2022, di Shanghai, China. Otoritas Makau telah menambahkan dua hotel di resor kasino populer untuk digunakan sebagai fasilitas medis COVID-19 mulai Jumat (8/7/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Otoritas Makau telah menambahkan dua hotel di resor kasino populer untuk digunakan sebagai fasilitas medis COVID-19 mulai Jumat (8/7/2022). Langkah itu dilakukan otoritas Makau ketika mencoba meningkatkan kapasitas untuk menangani lonjakan kasus infeksi virus corona di pusat perjudian terbesar di dunia itu.

Sayap timur dari resor Grand Lisboa Palace milik perusahaan SJM Holdings dan hotel Grand Hyatt milik Melco Resorts akan bersama-sama menyediakan hampir 800 kamar untuk fasilitas medis, kata otoritas Makau. Hotel Sheraton Sands China dan resor Londoner telah digunakan sebagai fasilitas karantina.

Baca Juga

Pengumuman penambahan fasilitas medis itu muncul ketika Makau melaporkan 128 kasus baru COVID-19 pada Kamis (7/7/2022) sehingga totalnya menjadi 1.215 kasus sejak pertengahan Juni. Lebih dari 15.000 orang di Makau dikarantina, menurut pihak berwenang.

Kota bekas jajahan Portugis itu hanya memiliki satu rumah sakit umum untuk lebih dari 600.000 penduduknya. Sistem layanan medisnya sudah diperluas sebelum wabah virus corona muncul.

Pihak berwenang telah mendirikan rumah sakit darurat di sebuah pusat olahraga di dekat jalur Cotai yang bergaya Las Vegas di kota Makau. Selain itu, ada sekitar 600 pekerja medis dari China daratan yang dikirim untuk membantu di Makau.

Makau mematuhi kebijakan "nol-COVID" China yang bertujuan untuk mengekang semua wabah hampir dengan semua cara, dan hal itu bertentangan dengan tren global yang mencoba hidup berdampingan dengan virus corona.

Walaupun pemerintah kota itu belum memberlakukan jenis penguncian di seluruh kota seperti yang terlihat di kota-kota di China daratan, Makau secara efektif tertutup dengan sebagian besar fasilitas ditutup. Warga Makau telah diminta untuk tinggal di rumah dan restoran hanya menyediakan makanan untuk dibawa pulang. Warga memadati pasar makanan dan toko kelontong pada Kamis (7/7) karena khawatir bahwa kota itu akan sepenuhnya dikunci.

Namun, pemerintah Makau membantah desas-desus tentang penguncian itu dan mendesak masyarakat untuk tidak panik dan menimbun makanan, menurut media lokal TDM. 

Kota tetangga Makau, Hong Kong, mengalami kekacauan serupa setelah desas-desus penguncian berulang kali muncul. Pihak berwenang di Hong Kong tidak pernah memberlakukan penguncian penuh dan mulai melonggarkan pembatasan COVID bahkan ketika kasus mencapai sekitar 3.000 setiap hari.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement