REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Jerman pada Rabu lalu menyatakan keprihatinan atas penahanan jurnalis Muslim, Mohammed Zubair. Jerman mengatakan pentingnya kebebasan pers juga berlaku untuk India.
"Pelaporan gratis bermanfaat bagi masyarakat manapun dan pembatasan menjadi perhatian," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman, Christian Wagner dalam konferensi pers, dilansir dari DW, Jumat (8/7/2022).
"Wartawan tidak boleh dianiaya dan dipenjara karena apa yang mereka katakan dan tulis," kata Wagner, seraya menambahkan kedutaan besar Jerman di India memantau ini dengan sangat cermat.
Dia menambahkan Jerman akan bekerja dengan mitra Uni Eropa di lapangan, memasukkan masalah ini dalam dialog berkelanjutan mereka dengan India. "Kebebasan berekspresi dan kebebasan pers adalah fokus dari diskusi dengan India," kata Wagner.
Zubair ditangkap di ibu kota India, New Delhi, karena tweet tahun 2018 yang diduga melukai sentimen agama. Dia dituduh melanggar hukum negara tentang kerukunan beragama.
Wartawan Muslim itu adalah salah satu pendiri situs pengecekan fakta Alt News dan telah menjadi kritikus vokal terhadap pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi. Zubair juga secara rutin menyerukan ujaran kebencian oleh kelompok pinggiran Hindu di internet dan menulis tentang marginalisasi minoritas Muslim India.
Sementara, India mengatakan kritik tidak membantu. Zubair ditangkap beberapa hari setelah menarik perhatian internasional atas pernyataan kontroversial yang dibuat oleh seorang pejabat partai yang berkuasa terhadap Nabi Muhammad. Kritikus mengatakan penangkapannya adalah bagian dari tindakan keras yang lebih besar terhadap kebebasan berbicara di India di bawah Perdana Menteri Narendra Modi.
Pemerintah India membantahnya. Pada Kamis lalu, Delhi dengan cepat bereaksi terhadap komentar juru bicara kementerian Jerman, mengatakan kasus Zubair adalah masalah domestik.
"Izinkan saya menekankan ada proses peradilan yang sedang berlangsung dalam kasus ini. Independensi peradilan kami diakui dengan baik dan komentar tanpa informasi tidak membantu dan harus dihindari," kata Arindam Bagchi dari Kementerian Luar Negeri India, seraya menambahkan dia tidak berpikir akan pantas baginya atau siapa pun untuk mengomentari masalah tersebut.