Jumat 08 Jul 2022 13:32 WIB

Begini Pidato Pengunduran Diri PM Inggris Boris Johnson

Boris Johnson mengaku bangga dengan apa yang telah dicapainya selama menjadi PM.

Perdana Menteri Boris Johnson membacakan pernyataan di luar 10 Downing Street, London, secara resmi mengundurkan diri sebagai pemimpin Partai Konservatif, di London, Kamis, 7 Juli 2022. Johnson mengatakan Kamis bahwa dia akan tetap sebagai perdana menteri Inggris sementara kontes kepemimpinan diadakan untuk memilihnya. penerus.
Foto: AP Photo/Alberto Pezzali
Perdana Menteri Boris Johnson membacakan pernyataan di luar 10 Downing Street, London, secara resmi mengundurkan diri sebagai pemimpin Partai Konservatif, di London, Kamis, 7 Juli 2022. Johnson mengatakan Kamis bahwa dia akan tetap sebagai perdana menteri Inggris sementara kontes kepemimpinan diadakan untuk memilihnya. penerus.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Boris Johnson, Kamis (7/7/2022), mengatakan akan mengundurkan diri sebagai perdana menteri Inggris, mengikuti seruan dari para rekan menteri dan anggota parlemen di Partai Konservatif. Pernyataan itu dia sampaikan melalui pidato di depan kediaman resminya di Downing Street.

Dia mengatakan sekarang jelas soal keinginan anggota parlemen dari Partai Konservatif, bahwa harus ada pemimpin baru di partai tersebut, yang berarti akan ada seorang perdana menteri baru. "Saya setuju dengan Sir Graham Brady, ketua anggota parlemen kami, bahwa proses pemilihan pemimpin baru tersebut harus dimulai sekarang dan jadwalnya akan diumumkan pekan depan," ujarnya.

Baca Juga

"Dan hari ini saya telah menunjuk kabinet baru untuk bertugas sampai pemimpin baru menjabat," kata Johnson.

Sejalan dengan itu, dia mengatakan bahwa dirinya ingin menyampaikan apresiasi kepada jutaan orang yang telah memilihnya dan Partai Konservatif pada 2019, yang banyak di antara mereka memilih Partai Konservatif untuk pertama kalinya. "Terima kasih atas mandat luar biasa ini, mayoritas Konservatif terbesar sejak 1987, bagian suara terbesar sejak 1979," katanya.

Johnson mengatakan alasan dirinya bersikeras untuk melanjutkan mandat dalam beberapa hari terakhir adalah bukan karena dia ingin melakukannya, tetapi karena dia merasa bahwa itu adalah pekerjaan, tugas, dan kewajibannya kepada rakyat Inggris untuk melanjutkan apa yang sudah dia dan partainya janjikan pada 2019. Dia mengaku sangat bangga dengan berbagai pencapaian pemerintahannya, mulai dari penyelesaian isu Brexithingga penyelesaian isu dalam hubungan Inggris dengan negara-negara di Eropa selama lebih dari setengah abad, juga merebut kembali kekuatan negara Inggris untuk membuat undang-undang sendiri di parlemen.

Ia menyebutkan bahwa pemerintahannya membantu rakyat Inggris melewati pandemi, melaksanakan distribusi vaksin paling cepat di Eropa, membawa negaranya keluar paling cepat dari lockdown, dan dalam beberapa bulan terakhir memimpin perlawanan Barat terhadap agresi Putin di Ukraina.

"Dan sekarang izinkan saya mengatakan kepada rakyat Ukraina bahwa kami di Inggris akan terus mendukung perjuangan Anda untuk merebut kebebasan selama diperlukan," katanya.

Johnson lebih lanjut mengatakan bahwa di Inggris telah ada dorongan program investasi besar-besaran di bidang infrastruktur, keterampilan, serta teknologi, yang merupakan terbesar dalam satu abad. Dorongan itu diupayakan karena Johnson melihat ada banyak sekali orang yang jenius, berbakat, serta memiliki antusiasme dan imajinasi cukup tinggi di negara itu, tetapi mereka tidak memiliki kesempatan.

Untuk itulah, dia berusaha untuk terus meningkatkan kualitas mereka dan mengoptimalkan setiap potensi yang ada di Inggris sehingga negara itu menjadi negara yang paling makmur di Eropa.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement