Jumat 08 Jul 2022 17:26 WIB

IHSG Ditutup Menguat 1,32 Persen, Saham EDGE dan ARTO Melonjak di Atas 7 Persen

IHSG ditutup menguat ditopang keyakinan Presiden AS batalkan bea masuk barang China

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan, Jumat (8/7). Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak di zona positif dan berakhir naik signifikan sebesar 1,32 persen ke posisi 6.740,21. Kenaikan IHSG ditopang oleh sektor teknologi yang menguat 2,99 persen. Saham EDGE naik 7,11 persen dan DCII naik 2,76 persen. Selain itu, ada juga saham BEBS naik 21,13 persen, UNTR naik 2,25 persen dan ARTO naik 7,33 persen.
Foto: Prayogi/Republika.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan, Jumat (8/7). Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak di zona positif dan berakhir naik signifikan sebesar 1,32 persen ke posisi 6.740,21. Kenaikan IHSG ditopang oleh sektor teknologi yang menguat 2,99 persen. Saham EDGE naik 7,11 persen dan DCII naik 2,76 persen. Selain itu, ada juga saham BEBS naik 21,13 persen, UNTR naik 2,25 persen dan ARTO naik 7,33 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan, Jumat (8/7). Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak di zona positif dan berakhir naik signifikan sebesar 1,32 persen ke posisi 6.740,21.

Kenaikan IHSG ditopang oleh sektor teknologi yang menguat 2,99 persen. Saham EDGE naik 7,11 persen dan DCII naik 2,76 persen. Selain itu, ada juga saham BEBS naik 21,13 persen, UNTR naik 2,25 persen dan ARTO naik 7,33 persen.

Menguatnya IHSG sejalan dengan mayoritas indeks saham di Asia yang ditutup naik sore ini. "Hal ini seiring dengan meredanya kekhawatiran mengenai resesi ekonomi global," tulis Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Jumat (8/7).

Sentimen positif datang dari semakin besarnya harapan Presiden AS Joe Biden membatalkan bea masuk (tariff) atas barang produksi asal Cina. Selain itu, pernyataan para pejabat the Fed terkait resesi juga menenangkan pasar. 

Christopher Waller, seorang anggota Dewan Gubernur the Fed mengatakan ketakutan atas terjadinya resesi adalah reaksi yang terlalu berlebihan. Ia memastikan kinerja pasar tenaga kerja AS yang solid dapat memberi perlindingan dari resesi.

Sementara itu, Presiden Federal Reserve Bank di St Louis James Bullard mengatakan ada kemungkinan besar perlambatan aktivitas ekonomi AS tanpa gelombang besar PHK (situasi yang biasa di sebut soft-landing) akan dapat tercapai.

Aksi beli di pasar saham Asia juga ditopang oleh berita bahwa Pemerintah Cina sedang mempertimbangkan sebuah paket stimulus ekonomi untuk menopang pertumbuhan ekonomi negara itu.

Kementerian Keuangan Cina mempertimbangkan rencana yang membolehkan Pemerintah Daerah mencari sumber pendanaan dari emisi surat utang untuk membiayai pembangunan proyek infrastruktur.

Fokus perhatian investor akan tertuju pada rilis data Non-Farm Payrolls (NFP) AS nanti malam yang diprediksi akan memperlihatkan proses rekrutmen pegawai masih berlangsung di berbagai industri. Hal ini mengindikasi pasar tenaga kerja AS sejauh ini belum tersentuh oleh kekhawatiran mengenai resesi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement