REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemungkinan dinaikkannya tingkat suku bunga disebut berpotensi menekan penerbitan obligasi. Direktur Utama Pefindo Salyadi Saputra mengatakakan kenaikan tingkat suku bunga akan mempengaruhi biaya dana hingga aktivitas bisnis emiten.
Selain mempengaruhi penerbitan, kenaikan tingkat suku bunga juga akan mempengaruhi risiko kredit. "Kalau tingkat suku bunga meningkat, berarti akan terjadi sedikit kontraksi dari pertumbuhan ekonomi," kata Salyadi dalam acara Media Forum Pefindo, Jumat (8/7).
Meski demikian, Salyadi tidak dapat memastikan seberapa besar dampak kenaikan tingkat suku bunga terhadap rencana penerbitan obligasi. Salyadi melihat minat emiten untuk menerbitkan obligasi tetap ada namun kemungkinan nilainya akan berkurang.
Berdasarkan peringkatnya, menurut Salyadi, kenaikan tingkat suku bunga akan sangat berpengaruh terhadap perusahaa dengan peringkat lebih rendah. "Perusahaan dengan rating yang lebih rendah akan sensitif terhadap kenaikan suku bunga," kata Salyadi.
Hingga semester I 2022, Pefindo mencatat penerbitan baru efek bersifat utang dan sukuk (EBUS) mencapai Rp 69,7 triliun dengan outstanding Rp 464,9 triliun. Pefindo memperkirakan, penerbitan EBUS bisa mencapai Rp 140 triliun sampai akhir tahun ini.
Sementara itu, emiten penerbit EBUS per Semester I 2022 tercatat sebanyak 43 perusahaan. Adapun emiten outstanding EBUS yang sudah tercatat mencapai sebanyak 137 perusahaan.