Jumat 08 Jul 2022 17:49 WIB

Tingkatkan Akses Penanganan Diabetes, Novo Nordisk Teken MoU dengan Pemprov Jabar

Menurut data IDF jumlah penderita diabetes meningkat menjadi 19,5 juta pada 2021

Rep: dian fath risalah/ Red: Hiru Muhammad
Warga mengikuti pemeriksaan gula darah gratis di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Kamis (18/11). Kegiatan yang diselenggarakan oleh Novo Nordisk Indonesia ini dalam rangka Hari Diabetes Sedunia.Prayogi/Republika
Foto: Prayogi/Republika.
Warga mengikuti pemeriksaan gula darah gratis di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Kamis (18/11). Kegiatan yang diselenggarakan oleh Novo Nordisk Indonesia ini dalam rangka Hari Diabetes Sedunia.Prayogi/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Novo Nordisk Indonesia dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk Affordability Project, sebuah upaya bersama untuk meningkatkan akses penanganan diabetes bagi kelompok rentan di daerah terpencil dan sangat terpencil melalui transformasi fasilitas layanan primer. Hingga hari ini, diabetes masih merupakan salah satu isu kesehatan yang paling mendesak di Indonesia, yang mengakibatkan tingginya angka penderita dan juga kematian.

Menurut data International Diabetes Federation (IDF), jumlah penderita diabetes terus meningkat dari 10,7 juta jiwa pada 2019 menjadi 19,5 juta pada 2021, membawa Indonesia ke peringkat kelima di dunia, naik dari peringkat tujuh pada 2019. Dari 19,5 juta penderita diabetes, diperkirakan bahwa 50 persen dari mereka belum terdiagnosa, hanya 13 persen pasien yang sudah terdiagnosa menjalani perawatan melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), dan hanya 1,2 persen kasus yang terkontrol dengan baik.

Baca Juga

Vice President dan General Manager Novo Nordisk Indonesia, Anand Shetty mengatakan, sebagai bagian dari strategi tanggung jawab sosial untuk mengatasi diabetes secara global, Novo Nordisk membawa Affordability Project ke Indonesia – sebuah upaya bersama untuk menghilangkan hambatan akses ke layanan diabetes di layanan kesehatan daerah terpencil dan sangat terpencil.

“Di Indonesia, Affordability Project memiliki tujuan yaitu; (1) memperkuat program Posbindu untuk meningkatkan pemahaman mengenai diabetes dan skrining faktor risiko penyakit tidak menular; dan (2) memperkuat kapasitas dan kapabilitas layanan kesehatan primer dalam mengelola diabetes secara optimal,” kata dia dalam keterangan dikutip Jumat (8/7/2022).

Semua tujuan ini akan dicapai dengan cara meningkatkan kapasitas dan kapabilitas tenaga Kesehatan dan menyediakan perlengkapan untuk memonitor dan mengelola gula darah, termasuk menyediakan insulin, yang saat ini hanya tersedia di rumah sakit. Untuk pilot project, Affordability Project menargetkan 46 fasilitas kesehatan primer di empat kabupaten di Jawa Barat, yaitu Cianjur, Garut, Tasikmalaya, dan Bandung Barat. Program ini juga sejalan dengan Strategi Kesehatan Nasional 2021-2024, khususnya pilar Transformasi

Layanan Primer, yaitu; 1) Edukasi masyarakat, 2) Pencegahan primer, 3) Pencegahan sekunder, dan 4) Peningkatan kapasitas dan kapabilitas layanan primer. Affordability Project menetapkan target untuk melakukan skrining diabetes terhadap 40 persen populasi orang dewasa, yaitu sekitar 230.000 orang, dan akan memberikan penanganan yang komprehensif untuk 6.000 pasien.

Proyek ini juga akan menguatkan program manajemen diabetes berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Peningkatan kapasitas dokter umum, khususnya di pusat pelayanan primer, sejalan dengan Strategi Transformasi Kesehatan Nasional. Sebagai garda terdepan layanan kesehatan primer, meningkatkan kapasitas dokter umum menjadi sangat penting. Sesuai dengan Pedoman Nasional Pelayanan kedokteran (PNPK), dokter umum diperbolehkan untuk menginisiasi insulin.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement