Sabtu 09 Jul 2022 03:32 WIB

Seleksi Pengguna BBM Subsidi Kunci agar Penyaluran Tepat Sasaran

Penggunaan MyPertamina bisa efektif mengendalikan subsidi

Membeli Pertalite dan solar bersubsidi menggunakan aplikasi MyPertamina.
Foto: Tim Infografis Republika.co.id
Membeli Pertalite dan solar bersubsidi menggunakan aplikasi MyPertamina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Upaya Pertamina melakukan penyaringan (filterisasi) pengguna BBM subsidi diperlukan karena selama ini penyalurannya tidak tepat sasaran.  Banyak masyarakat mampu leluasa menikmati BBM subsidi, khususnya solar, yang harganya paling murah di antara semua jenis BBM yang dijual Pertamina dan pesaing. 

Saleh Abdurrahman, Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas), menjelaskan strategi digitalisasi melalui aplikasi yang dikembangkan oleh Pertamina sudah sesuai dengan arahan Pemerintah agar ada cara untuk mengendalikan penyaluran BBM subsidi. Penggunaan MyPertamina bisa efektif mengendalikan subsidi sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat yang lebih mampu untuk konsumsi BBM yang lebih ramah lingkungan dan nonsubsidi.

Baca Juga

“MyPertamina salah satu cara atau tool untuk melakukan subsidi tertutup atau menyasar konsumen yang memang berhak, selain untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan BBM subsidi,” ujar Saleh, dalam keterangan pers tertulis, Jumat (8/7/2022).

Mulyanto, Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi PKS, menambahkan Pemerintah harus bergerak cepat menyiapkan payung hukum agar pengguna BBM subsidi tepat sasaran.  Langkah Pertamina melakukan digitalisasi penyaluran BBM subsidi harus dibarengi dengan penerbitan revisi Peraturan  Presiden No 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak bila serius membatasi pengguna BBM  subsidi, baik solar maupun Pertalite.

Penyaluran subsidi BBM kini memasuki babak baru. Sejak 1 Juli 2022, PT Pertamina (Persero) melalui subholding Commercial &Trading PT Pertamina Patra Niaga (PPN) mulai mendata masyarakat yang berhak menggunakan BBM solar bersubsidi dan BBM penugasan jenis Pertalite. 

Pada tahapan ini, masyarakat diminta melakukan pendaftaran secara online melalui web subsiditepat.mypertamina.id,aplikasi MyPertamina maupun secara offline di gerai yang tersedia di SPBU.  Setelah terdaftar, konsumen akan diverifikasi kendaraannya sehingga diketahui siapa yang bisa menggunakan BBM subsidi.

Metode penyaluran berbasis teknologi informasi ini baru pertama dilakukan setelah bertahun-tahun lamanya subsidi disalurkan ke barang dengan harga jual BBM yang jauh lebih murah ketimbang harga pasar. Penyesuaian dalam mekanisme penyaluran subsidi BBM dinilai sangat krusial dilakukan. Pasalnya, jika tidak diatur negara dipastikan menanggung beban berat akibat harga minyak yang terus bertahan di atas 100-an dolar AS per barel sejak awal 2022.  Sementara itu, kendati harga minyak dunia merangkak naik, Pertamina sebagai badan usaha dan Pemerintah masih menahan agar harga BBM subsidi dan penugasan tidak dinaikkan dengan alasan untuk menjaga daya beli masyarakat.

Hal ini berbeda dengan operator penyedia BBM lain yang merespons kenaikan harga minyak dunia dengan mengerek harga jual BBM di pasaran. Misalnya saja dilakukan oleh Shell yang saat membanderol harga bensin RON 92 di harga Rp 18.500 per liter dan BP-AKR Rp 17.900 per liter. Sementara Pertamina menjual BBM dengan kadar RON 92, yaitu Pertamax, sebesar Rp 12.500 per liter. Padahal harga keekonomiannya sudah melewati Rp17.500 per liter.

Sekretaris Perusahaan PPN, Irto P Ginting, menjelaskan subsidi BBM memang harus dikendalikan karena kelebihan kuota serta beban berat pemerintah akibat peningkatan subsidi.  “Pendistribusian BBM harus tepat sasaran, kuota pertalite dan solar year to date Mei 2022 sudah over,  hingga akhir tahun kalau tidak diatur akan overquota,” katanya.

Terkait pendaftaran untuk masyarakat yang ingin mendapatkan BBM penugasan dan subsidi, Irto menegaskan, hingga saat ini pendaftaran masih dibuka. Selain melalui laman subsiditepat.mypertamina.id dan aplikasi MyPertamina, pendaftaran juga dipermudah dengan adanya booth  pendaftaran di SPBU.

Saat ini pengguna (user) aplikasi MyPertamina juga bertambah sebanyak empat juta dalam waktu empat hari dari berbagai daerah di Indonesia. “Untuk terus menjaga antusiasme masyarakat,  kita juga permudah pendaftarannya. Selain  mendaftar melalui laman subsiditepat.mypertamina.id dan aplikasi MyPertamina, kami juga  siapkan booth  pendaftaran di SPBU,” ungkap Irto.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement