Pemkot Pekalongan Kenalkan Siswa PAUD Belajar Membatik

Red: Muhammad Fakhruddin

Sejumlah anak-anak TK sederajat mencolet kain saat mengikuti lomba mencolet kain batik di Museum Batik Pekalongan, Jawa Tengah, Senin (12/9/2022). Dalam rangka menyambut Hari Batik Nasional pada bulan Oktober, Museum Batik Pekalongan menyelenggarakan lomba mencolet pada kain batik dengan peserta anak-anak TK sebanyak 139 anak dengan tujuan menjaga kelestarian batik dan menumbuhkan kreativitas anak sejak usia dini.
Sejumlah anak-anak TK sederajat mencolet kain saat mengikuti lomba mencolet kain batik di Museum Batik Pekalongan, Jawa Tengah, Senin (12/9/2022). Dalam rangka menyambut Hari Batik Nasional pada bulan Oktober, Museum Batik Pekalongan menyelenggarakan lomba mencolet pada kain batik dengan peserta anak-anak TK sebanyak 139 anak dengan tujuan menjaga kelestarian batik dan menumbuhkan kreativitas anak sejak usia dini. | Foto: ANTARA/Harviyan Perdana Putra

REPUBLIKA.CO.ID,PEKALONGAN -- Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, menggelar lomba nyolet(memberikan warna pada batik) pada siswa pendidikan anak usia dini sebagai upaya mengenalkan batik sebagai warisan budaya, di Museum Batik Pekalongan, Selasa.

Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga Kota Pekalongan Sutarno di Pekalongan, Selasa, mengatakan bahwa lomba nyoletini sekaligus menjadi bagian dari rangkaian memeriahkan peringatan Hari Batik Nasional 2022.

"Nyolet adalah salah satu langkah dalam proses pembuatan batik. Melalui lomba nyolet dengan menyasar anak PAUD maka diharapkan budaya batik dapat dikenal oleh anak usia dini sehingga generasi pembatik akan terus ada," katanya.

Kepala Museum Batik Pekalongan Ahmad Asror mengatakan lomba nyolet tingkat taman kanak-kanak ini rutin digelar setiap tahun.

Baca Juga

"Lomba nyolet ini mulai digelar sejak 2015 hingga sekarang. Tujuannya, di antaranya untuk regenerasi pembatik," katanya.

Ahmad Asror menyebutkan lomba nyolet ini diikuti 139 peserta yang berasal dari 69 lembaga pendidikan anak usia dini.

"Ada 2 indikator penilaian lomba nyoletini yaitu kreativitas dan kerapian. Peserta dipersilakan mengkolaborasikan 4 warna yang telah disediakan panitia untuk ditorehkan di atas kain," katanya.

Bunda PAUD Kota Pekalongan Inggit Soraya berharap bibit perajin batik bisa ditumbuhkan melalui kegiatan lomba ini, terutama karena pembatik tulis sudah banyak yang lanjut usia.

Jika generasi muda tidak dikenalkan budaya leluhur, kata dia, dikhawatirkan akan hilang begitu saja.

"Lomba ini mengenalkan batik kepada generasi muda. Selain itu juga melestarikan batik sebagai warisan budaya, cara melestarikan tidak hanya memakai batik saja tetapi tahu prosesnya sehingga muncul regenerasi pembatik," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Terkait


Mahasiswa Asing UMM Ingin Berbisnis Batik saat Kembali ke Afrika Barat

Reisa Broto Asmoro: Kebaya Bisa Jadi Tren Seperti Batik

BBM Naik, Batik Solo Trans tak Lagi Gratis?

300 Pelajar Ikuti Peluncuran Destinasi Wisata Pembatik Cilik Gilangharjo

Dekranasda Jabar Resmikan Rumah Belajar Batik di Tasikmalaya

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark