Pekan Pertama 2022, Merapi 69 Kali Muntahkan Lava

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Dwi Murdaningsih

Gunung Merapi mengeluarkan guguran lava pijar terlihat dari Srumbung, Magelang, Jawa Tengah, Senin (3/1/2022). Menurut data BPPTKG periode pengamatan Senin (3/1) pukul 00:24 WIB dan Selasa (4/1) pukul 00:00-06:00 WIB secara visual Gunung Merapi teramati 32 kali mengeluarkan guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1.800 m ke arah barat daya.
Gunung Merapi mengeluarkan guguran lava pijar terlihat dari Srumbung, Magelang, Jawa Tengah, Senin (3/1/2022). Menurut data BPPTKG periode pengamatan Senin (3/1) pukul 00:24 WIB dan Selasa (4/1) pukul 00:00-06:00 WIB secara visual Gunung Merapi teramati 32 kali mengeluarkan guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1.800 m ke arah barat daya. | Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Guguran lava Gunung Merapi selama periode pengamatan 31 Desember 2021-6 Januari 2022 teramati sebanyak 69 kali. Guguran yang terjadi dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter ke arah barat daya yang dominan ke Sungai Bebeng.

Kepala BPPTKG, Hanik Humaida mengatakan, dari sisi kegempaan sepanjang pekan ini tercatat 31 kali gempa vulkanik dangkal. Kemudian, 135 kali gempa fase banyak, 1.029 kali gempa guguran, 38 kali gempa hembusan dan empat kali gempa tektonik.

Baca Juga

"Intensitas kegempaan pekan ini masih cukup tinggi," kata Hanik, Jumat (7/1).

Secara visual, cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari, sedangkan siang sampai sore hari berkabut. Asap berwarna putih dengan ketebalan tipis sampai tebal dan ketinggian 100 meter, dengan tekanan lemah.

Teramati penambahan tinggi kubah barat daya kurang lebih dua meter. Volume kubah lava barat daya 1.670.000 meter kubik dan kubah tengah 3.007.000 meter kubik. Deformasi yang dipantau EDM pekan ini menunjukkan pemendekan 0,4 centimeter per hari.

Pekan ini, terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah 0,1 milimeter per jam 40 menit di Pos PGM Kaliurang pada 1 Januari 2022. Tidak dilaporkan terjadi lahar dan penambahan aliran di sungai-sungai berhulu Merapi.

Untuk itu, BPPTKG menyimpulkan aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih terbilang tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat siaga, dengan potensi bahaya saat ini masih berupa guguran lava dan awan panas.

Potensi guguran lava maupun awan panas untuk sektor tenggara-barat daya Gunung Merapi sejauh maksimal tiga kilometer ke arah Sungai Woro. Lalu, lima kilometer ke arah Sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng dan Sungai Putih.

"Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak," ujar Hanik.

Maka itu, ia mengingatkan agar Pemkab Sleman, Magelang, Boyolali dan Klaten agar melaksanakan upaya-upaya mitigasi menghadapi ancaman bahaya erupsi yang terjadi. Lalu, masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.

Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar, terutama saat terjadi hujan. Penambangan di alur sungai-sungai berhulu di Gunung Merapi KRB III direkomendasi dihentikan.

Pelaku wisata direkomendasi tidak melakukan kegiatan di daerah potensi bahaya dan bukaan kawah lima kilometer dari puncak. Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan, maka status aktivitas segera ditinjau kembali.

Terkait


Gunung Merapi Luncurkan 10 Kali Guguran Lava Pijar

Penjelasan BMKG Soal Potensi Lahar Dingin Merapi di Puncak Musim Hujan

Gunung Merapi Mengalami 108 Kali Gempa Guguran

BPPTKG: Belum Ada Tanda-Tanda Letusan Merapi Berakhir

Gunung Merapi Mengalami 144 Kali Gempa Guguran

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark