Masyarakat Diminta Hentikan Perdebatan Narasi Konfrontasi Pancasila-Agama

Red: Fernan Rahadi

Ilustrasi Abu Bakar Baasyir
Ilustrasi Abu Bakar Baasyir | Foto: Republika

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Baru-baru ini, pendiri Pondok Pesantren Islam Al Mukmin di Ngruki, Solo, Abu Bakar Ba'asyir (ABB) mempertegas keselarasan antara Pancasila dan agama. Pengakuan ABB ini diharapkan mampu menghentikan perdebatan narasi konfrontasi Pancasila dengan agama.

Wakil Ketua Pembina Pengurus Pusat Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PP Perti), KH Anwar Sanusi, turut menyambut baik kabar ini. Menurutnya hal ini dapat menjadi titik balik bagi semua pihak dan membuka kesadaran bahwa sejatinya Pancasila, demokrasi dan nasionalisme bukanlah hal yang bertolak belakang dengan ajaran agama, sebagaimana yang sering dinarasikan oleh kelompok-kelompok tertentu.

"Kita sebagai ormas, khususnya dari LPOI & LPOK bersyukur kalau ABB itu telah kembali dan mengakui Pancasila sebagai kesepakatan dari the founding fathers kita. Mudah-mudahan ini akan ditiru oleh orang-orang yang belum menyadari pentingnya Pancasila itu," ujar Anwar Sanusi, Rabu (10/8/2022).

Dirinya berharap, kedepan tidak akan ditemui lagi tokoh-tokoh yang mencoba mempengaruhi umatnya dengan provokasi terkait pertentangan Pancasila dan agama. Melainkan menegaskan bahwa Pancasila dengan segenap nilai-nilai yang ada di dalamnya itu memiliki korelasi etis dengan prinsip Islam.

Ia menjelaskan, Pancasila yang sama-sekali tidak bertentangan dengan agama. Bahkan, konsep ketuhanan di dalam Pancasila adalah basis ketauhidan dalam ajaran Islam.

"Pancasila ini tidak bisa dipertentangkan dengan agama, bahkan malah lurus sejalan. Pertama adalah ketuhanan, semua agama di Indonesia mengakui adanya Tuhan," ucap anggota DPR RI periode 1997-2014 dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (FPPP) ini.

Sila ketiga Persatuan Indonesia dan Sila keempat Kemanusiaan yang Adil dan Beradab menurutnya memiliki makna ukhuwah atau persatuan. Persatuan baik di dalam agamanya sendiri kemudian persatuan di dalam suatu negara, persatuan dunia yang disebut dengan ukhuwah insaniyah.

Kemudian sila yang keempat, yang bermakna segala sesuatu harus diselesaikan secara musyawarah mufakat. Terakhir, keadilan sosial bagi masyarakat Indonesia, dimana agama apapun, suku bangsa apapun menginginkan suatu keadilan. "Jadi Insya Allah dengan Pancasila itu kalau dilaksanakan secara benar dan konsekuen maka  tujuan negara Indonesia akan dapat tercapai," ujar Anwar.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Terkait


5 Pertanyaan yang Penting Ditekankan Saat Bermedia Sosial

Sebanyak 95 Anggota NII Bali Deklarasikan Ikrar Setia NKRI

Putra Abu Bakar Baasyir Akui Ayahnya Telah Terima Pancasila

Ustadz Abu Bakar Ba'asyir Kini Akui Pancasila

Bukti UUD 1945 Kental Nuansa Islam dan Konstitusi Paling Religius di Dunia

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark