Jumat 08 Jul 2022 22:34 WIB

Chemstar Indonesia Sikapi Serius Ancaman Inflasi dan Nilai Tukar

Chemstar Indonesia resmi melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia, Jumat (8/7/2022)

Karyawan mengamati layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin. Chemstar Indonesia memulai debutnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Jumat (8/7/2022). Pada perdagangan saham perdananya, saham Chemstar Indonesia sempat melesat hingga menyentuh level tertinggi Rp 190 per saham, sebelum akhirnya ditutup menguat 3,33 persen ke level Rp 155 per saham.
Foto: Prayogi/Republika.
Karyawan mengamati layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin. Chemstar Indonesia memulai debutnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Jumat (8/7/2022). Pada perdagangan saham perdananya, saham Chemstar Indonesia sempat melesat hingga menyentuh level tertinggi Rp 190 per saham, sebelum akhirnya ditutup menguat 3,33 persen ke level Rp 155 per saham.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan yang bergerak bidang bahan kimia, PT Chemstar Indonesia Tbk akan menyikapi serius ancaman eksternal terkait ancaman inflasi dan nilai tukar. Sebab, hal itu juga dapat memengaruhi kinerja bisnis perusahaan.

Direktur Utama Chemstar Indonesia Kwee Sutrimo mengatakan perusahaan sudah telah melewati berbagai krisis keuangan, sehingga akan mengantisipasi ancaman eksternal melalui pengalaman dan kontrak material yang diyakini dapat mampu menjaga keberlangsungan bisnis perusahaan.

"Inflasi harus disikapi dengan serius, ini dialami oleh seluruh dunia usaha dan saat ini dunia usaha sedang alami kesulitan. Chemstar sudah dari 2004 dan melewati krisis di berbagai negara dan waktu itu rupiah juga sempat di atas Rp 17.000. Pengalaman-pengalaman itu akan kita pakai untuk mengatasi masalah ke depan," ujarnya, Jumat (8/6/2022).

Menurutnya inflasi akan berdampak pada kenaikan bahan baku. Namun ada sebagian kenaikan bahan baku yang akan dibebankan kepada harga jual.

"Kenaikan harga akan berdampak ke bahan baku. Sebagian (dibebankan) ke customer, sebagian besar bisa kita manage. Jadi target pertumbuhan 15 persen yoy dapat kita capai," pungkasnya.

Chemstar Indonesia memulai debutnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Jumat (8/7/2022). Pada perdagangan saham perdananya, saham Chemstar Indonesia sempat melesat hingga menyentuh level tertinggi Rp 190 per saham, sebelum akhirnya ditutup menguat 3,33 persen ke level Rp 155 per saham. 

Chemstar Indonesia menawarkan sebanyak 500 juta saham baru, yang merupakan saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp 25 setiap saham, atau sebanyak 29,41 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Dalam masa penawaran umum produsen bahan kimia ditetapkan dengan harga IPO Rp 150 per lembar saham.

Adapun jumlah seluruh nilai penawaran umum sebesar Rp 75 miliar yang akan digunakan pembelian tanah dan bangunan serta modal kerja perusahaan. IPO Chemstar Indonesia menerima kelebihan permintaan atau oversubscribe hingga 46,6X dari porsi pooling.

Chemstar Indonesia yang merupakan produsen bahan kimia industri tekstil, pada 2021 mampu menorehkan pendapatan usaha sebesar Rp 89,62 miliar atau meningkat 13 persen bila dibandingkan dengan penjualan pada 2020 sebesar Rp 79,33 miliar.

Dengan raihan tersebut perusahaan membukukan laba bersih pada 2021 naik 192 persen secara tahunan dibandingkan pada 2020 tumbuh 14 persen.

Chemstar Indonesia selalu menjadi langganan produsen brand global ternama seperti Adidas, Nike, Uniqlo hingga Mark and Spencer. Adapun Chemstar Indonesia juga menjadi distributor kepada pemasok Global, perusahaan kimia terkemuka yang telah eksis selama lebih 150 tahun di industri tekstil seperti perusahaan multinasional, Tanatex Chemicals Holland dan Transfar International China.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement