Selasa 21 Sep 2010 23:01 WIB

Bernard Hopkins Pilih Islam dan tak Mau Ganti Nama

Rep: Agung Sasongko/ Red: Sadly Rachman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Penggemar tinju dunia tentu tak asing dengan nama Bernard Hopkins. Dialah sang algojo (the executioner). Julukan ini diberikan karena kemampuan pukulannya dalam merobohkan lawan-lawannya di atas ring tinju. Nama-nama tenar macam Oscar de la Hoya,Roy Jones Jr, Felix Trinidad, Antonio Tarver, dan Glen Johnson pernah dikanvaskannya.

Bernard Hopkins memulai karier tinju profesionalnya sejak tahun 1988. Ia merupakan petinju terbaik yang pernah dimiliki Amerika Serikat. Namanya mulai dikenal luas publik Amerika dan dunia karena keberhasilannya mempertahankan rekor 20 kali gelar juara tinju dunia kelas menengah. Di masa jayanya hingga menjelang pensiun, pria kelahiran Philadelphia, Pennsylvania, 15 Januari 1965 ini,  merupakan petinju pertama di dunia yang memegang empat gelar kejuaraan utama dunia.

Hopkins tumbuh dan dibesarkan oleh kedua orang tuanya, Bernard Hopkins Sr dan Shirley Hopkins, di kawasan Rosen Raymond. Saat usianya menginjak 13 tahun, ia terlibat dalam sebuah aksi kejahatan. Ia melakukan penjambretan dan menikam. Akibatnya, ia harus menjalani hukuman penjara sampai usia18 tahun bersama sembilan orang rekannya di penjara Graterford.

Habis gelap terbitlah terang. Semasa Hopkins menjalani hukuman, ia mulai mengenal tinju. Melalui tinju, Hopkins menapaki hidup yang lebih baik. Debut pertamanya sebagai petinju dijalaninya dengan mulus. Ia mampu mengalahkan Greg Paige di Blue Horizon, 22 Februari 1990. Setelah itu, Hopkins mampu mengantongi kemenangan 20 kali tanpa pernah kalah. Kemenangan itu mengantarkannya menjadi penguasa tinju kelas menengah.

Setelah memutuskan bertinju saat mendekam di penjara, Hopkins juga mengambil putusan terpenting dalam hidupnya. Ia memilih Islam sebagai pemandu kehidupan spiritualnya. Awalnya, tak ada yang mengetahui bagaimana ia mengenal Islam. Hopkins yang telah mengenal Islam terlihat kian matang.

Di luar ring tinju, Hopkins menjalani kehidupannya dengan normal. Ia merupakan suami dari Jeanette Hopkins yang dinikahinya sejak 1993 dan ayah dari seorang putri bernama Latrice. Menjadi seorang Muslim tidak menghalangi Hopkins untuk terus berkarier di dunia adu jotos ini. Bahkan, tanpa sepengetahun banyak orang, ia kerap berdoa sebelum bertarung. Baginya, tinju adalah pekerjaannya. Dan, ia menganggap dirinya mampu dan masih kuat.

Semenjak telah menjadi mualaf, Hopkins memang tidak pernah menunjukkan jati dirinya sebagai seorang Muslim. Meski begitu ia sangat fanatik dengan agama Islam. Ketika ditanya mengapa tidak mengganti namanya sebagaimana lainnya setelah masuk Islam, Hopkins mengatakan, baginya hal itu tidak terlalu penting. Menurut dia,  'Islam bukan soal nama, tapi masalah sikap dan perbuatan serta keyakinan kepada Sang Pencipta.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement