Selasa 21 Dec 2010 23:02 WIB
Rep: Agung Sasongko/ Red: Sadly Rachman
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pemimpin muda merupakan fondasi kemajuan. Umat Islam Indonesia memang besar secara kuantitas tapi kenyataannya pemimpin muda di dunia Islam masih membutuhkan injeksi dalam mewujudkan fondasi kemajuan itu. Injeksi itu antara lain melalui pendidikan dan pola kepemimpinan.
Ketua Moderate Muslim Society, Zuhairi Misrawi kepada Republika.co.id, disela diskusi Dekulturasi Kepemimpinan Kaum Muda di Dunia Islam yang berlangsung di Jakarta, Kamis (9/12) mengatakan melalui pendidikan dan pola kepemimpinan mungkin melahirkan embrio kepemimpinan muda yang kuat dan visioner.
Saat ini, menurut Zhuairi, pemuda Muslim yang bersekolah hingga level doktoral masihlah terbatas. Sementara negara tetangga berlomba-lomba untuk memberikan akses pendidikan terhadap pemuda di negara itu guna memberikan benefit berupa kemajuan pemikiran di negaranya.
Zuhairi mengakui proses perubahan itu membutuhkan waktu lama. Karenanya diperlukan kesabaran. Kesabaran itu haruslah terstruktur dan terukur.
Selain masalah pendidikan, regenerasi kepemimpinan tanah air masih terganjal persepsi yang melembaga atau keyakinan dan kekuatan-kekuatan material. Kondisi tercipta lantaran secara tradisi Indonesia termasuk didalamnya umat islam tanah air masih menganut sistem sosial yang tertutup. Padahal regenerasi kepemimpinan membutuhkan sistem sosial yang terbuka guna memuluskan langkah tersebut.
Ketua GP Ansor DKI Jakarta, Juri Ardiantoro menilai sistem tertutup membentuk kepemimpinan anak muda yang sejatinya ditopang keberadaan kaum tua dalam diri pemimpin muda. Sayangnya, tidak sedikit pemimpin muda yang memiliki keterbatasan di banding kaum tua terutama dalam akses terhadap materi dan jaringan kekuasaan.
Keterbatasan itu melahirkan pandangan terhadap kaum muda untuk tidak lagi fokus pada upaya memperbaiki sistem sosial yang ada, tetapi lebih condong pada upaya mencapai "mobilitas vertikal" melalui jalur praktis seperti politik. Akibatnya, usaha penataan sistem kemasyarakatan yang adil, politik demokratis, dan ekonomi yang merata menghadapi kendala serius
Ihwal minimnya akses terhadap material ekonomi dan dukungan pemerintahan, keduanya sepakat fakta itu merupakan akibat sistem yang terbentuk masa lalu. Jadi, harus disiapkan langkah untuk melakukan perubahan sistem sosial dan tugas itu ada ditangan pemuda.