Sabtu 09 Jul 2022 07:53 WIB

Kemenkes Saudi Tidak Mencatat Epidemi di Antara Jamaah Haji

Jamaah haji diminta menghindari sengatan matahari langsung untuk cegah dehidrasi.

Rep: Mabruroh/ Red: Friska Yolandha
Sebuah bus yang membawa jamaah haji melewati kamp tenda Mina selama haji, di Mekah, Arab Saudi, Kamis, 7 Juli 2022. Satu juta peziarah dari seluruh dunia berkumpul pada hari Kamis di kota suci Mekah di Arab Saudi untuk melakukan ritual awal haji, menandai ziarah Islam terbesar sejak pandemi virus corona membatalkan acara tahunan – pilar utama Islam.
Foto: AP/Amr Nabil
Sebuah bus yang membawa jamaah haji melewati kamp tenda Mina selama haji, di Mekah, Arab Saudi, Kamis, 7 Juli 2022. Satu juta peziarah dari seluruh dunia berkumpul pada hari Kamis di kota suci Mekah di Arab Saudi untuk melakukan ritual awal haji, menandai ziarah Islam terbesar sejak pandemi virus corona membatalkan acara tahunan – pilar utama Islam.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Juru Bicara Kementerian Kesehatan Arab Saudi, Dr Muhammad Al-Abdel Ali, menegaskan bahwa tidak ada epidemi atau penyakit yang tercatat di antara para jamaah haji. Mereka berhasil menyelesaikan ritual di Arafat, ritual utama haji, lalu pindah ke Muzdalifah untuk menghabiskan malam di sana. 

Berbicara pada konferensi pers harian haji, dia mengatakan bahwa status kesehatan jamaah haji meyakinkan. Menurutnya, selama musim haji ini lebih dari 65 ribu orang telah mendapat manfaat dari layanan kesehatan, dan 108 orang melakukan operasi kateterisasi jantung. 

Baca Juga

Dilansir dari Saudi Gazette, Sabtu (9/7/2022), Abdel Ali meminta jamaah haji untuk benar-benar menghindari sengatan panas matahari langsung untuk menjaga kesehatan tubuh mereka. Termasuk untuk menggunakan payung, minum cukup cairan, dan istirahat yang tepat selama ritual. 

Dia juga meminta para jamaah haji untuk tidak pernah melepas masker mereka dan menghindari infeksi pernapasan.

Secara terpisah Menteri Kesehatan Arab Saudi, Fahd Al-Jalajel mengatakan situasi kesehatan akan lebih baik dan jumlah jamaah haji akan lebih tinggi pada tahun depan. Hal ini disampaikannya dalam sebuah wawancara dengan Televisi Al Arabiya.

“Kementerian memiliki perencanaan sebelumnya untuk haji setiap tahun dan tahun ini skenario yang diharapkan telah ditetapkan sejak awal, mengingat ancaman kesehatan, situasi pandemi dan kedatangan vaksin,” katanya.

Al-Jalajel mengatakan Kerajaan telah menyusun rencana awal untuk menjaga kesehatan para jamaah haji, sambil menekankan bahwa status kesehatan para mereka sangat meyakinkan. Menurutnya hanya ada tiga kasus sengatan matahari yang tercatat di antara para jamaah haji. 

“Tidak ada kasus sengatan matahari yang tinggi yang tercatat pada Hari Arafah dan kasus di unit perawatan intensif sangat sedikit. Kepatuhan terhadap persyaratan kesehatan dan meningkatkan kesadaran tentang penggunaan payung adalah faktor yang membantu,” katanya. 

Menurutnya, tahun ini menjadi tahun yang istimewa bagi jamaah haji mengingat masih berlanjutnya pandemi virus corona. Jumlah jamaah haji meningkat, dan ini menunjukkan maksimalisasi keuntungan yang dicapai di Kerajaan dan dunia dalam melaksanakan program vaksinasi. Vaksin telah memainkan peran utama dalam hal ini. 

Selain pandemi, ancaman kesehatan lain yang diperhitungkan seperti sengatan matahari, stres dan kelelahan, terutama di musim panas, serta epidemi seperti cacar monyet. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement