REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pangeran Harry memenangkan tahap pertama dari pertempuran hukumnya melawan Mail on Sunday yang terbit di Inggris. Duke of Sussex mengajukan klaim terhadap penerbit surat kabar, Associated Newspapers Limited (ANL), atas bagian dari artikel yang ia klaim menyebabkan "kerusakan serius pada reputasinya dan luka substansial".
Pangeran Harry juga menyebut akibat artikel itu juga telah membuatnya malu dan mengalami kesusahan yang terus berlanjut. Seorang hakim Pengadilan Tinggi di London memutuskan pada Jumat (8/7/2022) bahwa artikel yang dipermasalahkan oleh bangsawan Inggris berusia 37 tahun itu mengandung unsur tidak benar atau "fitnah".
"Ada kemungkinan untuk 'memutar' fakta dengan cara yang tidak menyesatkan, tetapi tuduhan yang dibuat dalam artikel itu sangat banyak bahwa tujuannya adalah untuk menyesatkan publik," kata Hakim Matthew Nicklin, seperti dikutip ITV, dilansir Fox News, Sabtu (9/7/2022).
Menurut Hakim, artikel yang diterbitkan Februari itu telah memasulkan elemen yang tidak benar dalam kacamata common law. Setelah tahap pertama, langkah selanjutnya adalah terdakwa mengajukan pembelaan atas gugatannya.
Hakim Nicklin, seperti dikutip BBC, juga mengatakan hal itu akan menjadi masalah penentuan nanti dalam proses apakah klaim tersebut berhasil atau gagal, dan jika demikian, maka apa dasarnya?
Karya yang diterbitkan pada bulan Februari itu berjudul: "Exclusive: How Prince Harry tried to keep his legal fight with the government over police bodyguards a secret... then - just minutes after the story broke - his PR machine tried to put a positive spin on the dispute".
Artikel yang dimaksud adalah tentang klaim hukum sang pangeran terhadap Home Office pemerintah Inggris. Dalam kasusnya melawan pemerintah, Harry meminta peninjauan kembali untuk memaksa pemerintah memberikan fasilitas pengamanan resmi pada dia dan keluarganya, termasuk istri Meghan Markle dan dua anak mereka, Archie dan Lilibet.
Duke dan Duchess of Sussex telah menekankan bahwa mereka akan membayar untuk keamanan, tetapi ingin layanannya tersedia melalui Home Office. Pengacara Harry menegaskan bahwa dia dan keluarganya "tidak dapat kembali ke negara asal karena "tidak merasa aman."
Dalam pertempuran hukum lain, Markle juga pernah menggugat Associated Newspapers. Tiga hakim senior memutuskan penerbit melanggar privasi wanita berusia 40 tahun itu.
Tulisan mereproduksi bagian dari surat yang ditulis kepada ayah Markle, Thomas Markle. Sementara penerbit mengajukan banding dan sidang diadakan, namun ditolak hakim
"Duchess memiliki harapan privasi yang wajar dalam isi surat itu. Isinya bersifat pribadi, dan bukan masalah kepentingan publik yang sah".
Pada saat itu, Markle mengatakan keputusan itu adalah kemenangan untuk siapa saja yang ingin membela kebenaran. Mantan aktris Amerika mendapatkan kompensasi simbolis sebesar 1,20 dolar AS dan juga menerima jumlah yang tidak diungkapkan. Dana itu diketahui disumbangkan untuk amal.