Sabtu 09 Jul 2022 19:15 WIB

Keluarga Kecam Joe Biden Atas Penyelidikan AS Terkait Kematian Abu Akleh

Keluarga menuduh AS ingin menghapus tanggung jawab Israel atas kematiannya Abu Akleh.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Dwi Murdaningsih
 Seorang pria berjalan di dekat lukisan dinding yang menggambarkan jurnalis Amerika Palestina yang terbunuh Shireen Abu Akleh, di tembok pemisah kontroversial Israel di kota Bethlehem, Tepi Barat, Rabu, 6 Juli 2022. Lukisan dinding karya seniman Palestina Taqi Spateen muncul Rabu pagi, beberapa hari sebelum kunjungan Presiden AS Joe Biden.
Foto: AP/Mahmoud Illean
Seorang pria berjalan di dekat lukisan dinding yang menggambarkan jurnalis Amerika Palestina yang terbunuh Shireen Abu Akleh, di tembok pemisah kontroversial Israel di kota Bethlehem, Tepi Barat, Rabu, 6 Juli 2022. Lukisan dinding karya seniman Palestina Taqi Spateen muncul Rabu pagi, beberapa hari sebelum kunjungan Presiden AS Joe Biden.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Keluarga mendiang jurnalis veteran Aljazirah Shireen Abu Akleh mengecam Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden atas tanggapan pemerintahannya terkait kematian wartawan tersebut. Dalam sebuah surat pada Jumat (8/7/2022), keluarga Abu Akleh menuduh AS berusaha menghapus tanggung jawab Israel atas kematiannya.  

Kerabat Abu Akleh menyatakan kesedihan, kemarahan, dan rasa pengkhianatan terkait penyelidikan AS terhadap pembunuhan jurnalis tersebut. Dampak dari pembunuhan itu kemungkinan akan membayangi perjalanan Biden ke Israel dan wilayah pendudukan Tepi Barat pada pekan depan.

 

Keluarga Abu Akleh meminta Biden untuk bertemu dengan mereka ketika mengunjungi Israel. Gedung Putih menolak mengomentari surat atau permintaan pertemuan tersebut.  

 

Sebuah rekonstruksi oleh The Associated Press memberikan dukungan kepada saksi mata Palestina yang mengatakan bahwa, Abu Akleh ditembak oleh pasukan Israel tanpa membuat keputusan akhir.  Investigasi oleh CNN, New York Times dan Washington Post, serta pemantauan oleh kantor hak asasi manusia PBB, juga mencapai kesimpulan yang sama.

 

Israel menyangkal sengaja menargetkan Abu Akleh. Israel mengatakan, Abu Akleh bisa saja ditembak oleh seorang tentara Israel atau seorang militan Palestina yang ketika itu sedang terlibat baku tembak.

 

Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan pada 4 Juli mengatakan bahwa peluru yang membunuh Abu Akleh rusak terlalu parah. Sehingga mereka tidak bisa menentukan siapa pelaku penembakan tersebut.

 

AS telah merangkum penyelidikan secara terpisah oleh Israel dan Otoritas Palestina, yang menyimpulkan, Abu Akleh kemungkinan terkena tembakan Israel. Namun, penyelidikan AS tidak menemukan alasan tembakan itu dilakukan dengan sengaja.  AS tidak menjelaskan bagaimana mereka mencapai kesimpulan itu atau mengutip bukti untuk mendukungnya.

 

Keluarga Abu Akleh mengatakan, semua bukti yang tersedia menunjukkan bahwa dia sengaja dibunuh oleh seorang tentara Israel. Pemerintah AS telah gagal melakukan penyelidikan independen yang kredibel.

 

“Sebaliknya, Amerika Serikat telah mengintai penghapusan kesalahan apa pun oleh pasukan Israel. Seolah-olah Anda mengharapkan dunia dan kita sekarang untuk terus maju. Diam akan lebih baik," ujar pernyataan keluarga Abu Akleh, dilansir Aljazirah, Sabtu (9/7/2022).

 

Ditanya tentang surat yang dikirim oleh keluarga Abu Akleh, Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan, dia belum melihatnya dan menolak mengomentari rencana perjalanan Biden.  Dia mengatakan, Biden telah memantau dengan cermat penyelidikan kematian Abu Akleh. Selain itu, pejabat senior AS berhubungan dengan keluarga Abu Akleh.

 

"Kami merasakan penderitaan mereka.  Kami bahkan tidak bisa membayangkan apa yang harus mereka alami. Kami terus mendesak kerja sama antara Israel dan Otoritas Palestina pada langkah selanjutnya dan kami pasti terus mendesak akuntabilitas," kata Jean-Pierre.

 

Abu Akleh ditembak di kepala saat meliput serangan tentara Israel di kamp pengungsi Jenin di wilayah pendudukan Tepi Barat. Dia terkena tembakan meskipun mengenakan rompi antipeluru dan helm bertuliskan "Press".

 

Pejabat Palestina, kelompok hak asasi internasional dan media melakukan penyelidikan independen masing masing. Mereka menyimpulkan bahwa Abu Akleh dibunuh oleh militer Israel. Keluarga Abu Akleh mengatakan, terlepas dari temuan penyelidikan, mereka akan terus memperjuangkan keadilan dan pertanggungjawaban atas kematian kerabatnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement