REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Petani Kabupaten Lebak, Provinsi Banten sejak sepekan terakhir melaksanakan tanam padi guna menggenjot produksi pangan dan peningkatan ekonomi di daerah itu.
"Kita berharap tanam pada bulan ini bisa dipanen Oktober 2022," kata Ahmad (55) seorang petani di Blok Sentral Rangkasbitung Kabupaten Lebak, Sabtu (9/7/2022).
Pelaksanaan tanam padi di sini seluas 60 hektare dan sebagian besar sudah ditanami dengan usia setelah tanam rata-tata tujuh hari. Mereka para petani padi di Blok Sentral Rangkasbitung menjadi andalan ekonomi petani, karena produksi pangan dipasok ke pasar lokal.
"Kami setiap panen bisa menjual empat ton setara beras per hektare dengan harga Rp 7.500/kg, sehingga menghasilkan pendapatan ekonomi Rp 30 juta," katanya menjelaskan.
Menurut dia, dirinya menggarap pertanian padi seluas satu hektare dengan biaya produksi Rp 10 juta, dan jika pendapatan total Rp 30 juta maka bisa meraih keuntungan bersih Rp 20 juta selama 120 hari.
Mereka petani di sini bisa memanen tiga kali musim tanam dalam setahun, karena curah hujan tinggi dan berfungsinya jaringan irigasi Bendungan Cijoro. Petani kebanyakan sudah menerapkan teknologi pertanian dengan menggunakan traktor, pemupukan yang berimbang antara pupuk organik dan non organik juga sistem, ujar legowo.
Dengan demikian, produksi pangan bisa menghasilkan antara enam sampai delapan ton gabah/hektare. Sehingga petani bisa menjual dalam bentuk beras juga sisanya untuk ketersediaan pangan keluarga.
"Kami tahun ini menanam padi jenis infari 9 dan kualitasnya cukup baik," katanya.
Sarip (50) seorang petani Kecamatan Kalanganyar Kabupaten Lebak mengaku dirinya bersama petani lainnya kini melaksanakan tanam padi, karena curah hujan tinggi sehingga bisa memenuhi ketersediaan air.
"Kami di sini masuk kategori sawah tadah hujan dan petani hanya tanam jika curah tinggi, karena tidak memiliki jaringan irigasi teknis," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengajak petani melakukan gerakan percepatan tanam karena curah hujan cukup tinggi di daerah itu.
Selain itu juga gerakan percepatan tanam sangat menguntungkan, karena dapat mencegah serangan hama dan penyakit tanaman juga panen bersamaan sehingga mendukung kedaulatan pangan nasional.Percepatan tanam padi sepanjang Juni 2022 seluas 14 ribu hektare.
"Kami menargetkan gerakan percepatan tanam pada Juli 2022 ini seluas 16 ribu hektare dan terealisasi Juni-Juli 30 ribu hektare," katanya.