Sabtu 09 Jul 2022 23:07 WIB

Masyarakat Gorontalo Utara Tanam 80 Ribu Bibit Cabai di Pekarangan

Program yang didegerakan kelompok wanita tani diharapkan meluas.

 Pembibitan cabai rawit (ilustrasi).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Pembibitan cabai rawit (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Masyarakat di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo menanam 80 ribu bibit cabai rawit dengan memanfaatkan lahan pekarangan melalui Program Pekarangan Pangan Lestari (P2L). Program yang digerakkan masyarakat melalui kelompok wanita tani itu dilaksanakan di Desa Leboto, Kecamatan Kwandang. 

 

Baca Juga

Bupati Gorontalo Utara, Thariq Modanggu mengatakan, program P2L itu diharapkan sukses dan menjamur ke seluruh desa. "Ini dapat mewujudkan ketahanan pangan daerah serta meningkatkan perekonomian masyarakat," kata dia di Gorontalo, Sabtu (9/7/2022).

Program itu bersumber dari anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) Gorontalo Tahun 2022. Ia berharap program itu berhasil meningkatkan produksi cabai rawit sebagai sumber pangan lokal.

Kepala Desa Leboto, Kecamatan Kwandang, Alfian M Ali mengatakan, pihaknya mendorong kelompok wanita tani yang terdiri dari 20 orang yang selama ini melakoni kegiatan bercocok tanam untuk memanfaatkan lahan pekarangan sebagai lahan produktif. Sejauh ini, sebanyak 30 ribu bibit cabai rawit berhasil ditanam di lahan pekarangan seluas 1,5 hektare.

Untuk 50 ribu bibit lainnya, sementara dalam tahapan persemaian. Namun ditargetkan pada pertengahan Agustus 2022, seluruh bibit telah berhasil ditanam.

Pemerintah desa juga mengambil bagian menyiapkan dukungan anggaran bersumber dari dana desa sebesar Rp 30 juta untuk pemberdayaan perempuan tani dalam program tersebut. Ditambah bantuan dari pihak Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo untuk memudahkan penanaman hingga mencapai produksi maksimal.

Ada dua jenis bibit cabai rawit yang digunakan, yaitu bibit lokal dan unggul. Namun petani lebih memilih menanam jenis lokal, sebab lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit.

Bibit lokal juga lebih disukai pasar karena tingkat kepedasan yang tinggi. "Kami berharap, Desa Leboto mampu menjelma menjadi desa 'Malita' (cabai rawit) yang dapat meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga, mewujudkan ketahanan pangan, juga mengentaskan kemiskinan di desa ini," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement