REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Angka vaksinasi ternak sapi sebagai upaya mencegah wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di wilayah Jawa Timur sudah mencapai lebih dari 80 persen.
"Ini kerja keras dari semua elemen bahwa capaian vaksinasi untuk tahap pertama sudah cukup tinggi," ujar Plt Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak saat meninjau Rumah Potong Hewan (RPH) Surya di kawasan Pegirian Surabaya, Sabtu (9/7/2022).
Berdasarkan data dari Posko Terpadu Penanganan PMK di Jatim per 8 Juli 2022, dari alokasi 363.400 dosis vaksin, total sudah 295.831 dosis vaksin terpakai atau sekitar 81 persen.
Dari data tersebut, terdapat beberapa daerah yang capaian vaksinasinya 100 persen, namun masih ada juga yang belum 60 persen. Mantan Bupati Trenggalek tersebut berharap daerah yang belum gencar melakukan vaksinasi kepada ternak, diimbau segera melakukan agar risiko yang didapat tak terlalu memperparah serta membahayakan kondisi hewan.
Emil Dardak meminta peternak tidak takut saat sapinya divaksinasi karena khawatir mengalami sakit lebih parah, bahkan sampai mati. "Jangan takut karena itu hanya isu. Kalau sudah divaksinasi tentu akan lebih baik dan terhindar dari penyakit. Kepada peternak juga jangan ragu laporkan kondisi sapinya jika mengalami gejala PMK," ucapnya.
Untuk tahap pertama, kata dia, vaksinasi menyasar mayoritas hewan sapi perah karena memiliki risiko dan dampak ekonomi luar biasa. "Jumlah sapi perah di Jatim diperkirakan mencapai 350 ribu-an ekor. Jadi untuk pertama ini fokus kepada sapi perah, kemudian sapi potong," kata suami Arumi Bachsin tersebut.
Sementara itu, Pemprov Jatim melibatkan TNI dan Polri sebagai tenaga vaksinasi untuk hewan ternak. Langkah tersebut, kata dia, sebagai upaya percepatan penanganan PMK pada hewan ternak di Jatim yang saat ini sudah menyebar di 38 kabupaten/kota.
Terkait angka hewan terjangkit, berdasarkan data dari Posko Terpadu Penanganan PMK di Jatim per 8 Juli 2022, total sebanyak 145.094 ekor sapi terdampak di 38 kabupaten/kota.
Dari total tersebut, sebanyak 33.555 ekor (23,13 persen) dinyatakan sembuh, lalu 109.659 ekor (75,58 persen) masih mengalami sakit, sebanyak 845 ekor (0,58 persen) mati dan 1.035 ekor (0,71 persen) dipotong paksa.