Ahad 10 Jul 2022 09:48 WIB

Ini Empat Zona Pariwisata di Labuan Bajo

Empat zona pariwisata di Labuan Bajo, NTT sedang dibangun.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Bilal Ramadhan
Pembangunan kawasan pariwisata Tana Mori Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Empat zona pariwisata di Labuan Bajo, NTT sedang dibangun.
Foto: ITDC
Pembangunan kawasan pariwisata Tana Mori Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Empat zona pariwisata di Labuan Bajo, NTT sedang dibangun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) tengah bersiap mengembangkan empat zona pengembangan pariwisata di Hutan Bowosie, Labuan Bajo, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kawasan pariwisata terintegrasi dan berkelanjutan tersebut menempati lahan seluas 400 hektare atau 1,98 persen dari luas keseluruhan hutan Bowosie yang mencapai 20.193 hektare.

“Pengembangan kawasan tersebut akan dibagi dalam empat zona meliputi budaya, petualangan, alam liar, dan hiburan,” kata Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina dalam pernyataan tertulisnya, Ahad (10/7/2002).

Baca Juga

Dia menjelaskan zona budaya dibangun dengan konsep menonjolkan kebudayaan Flores dan NTT. Selain itu, zona tersenut juga mengangkat keunikan dan keragaman budaya Flores dan NTT sebagai daya tarik wisata.

“Di zona budaya akan menampilkan atraksi seperti hikayat komodo, Culture Performance Art, museum, local cultural gallery, Agriculture Tourism, dan pray hill,” ujar Shana.

Untuk zona alam liar dibangun dengan konsep menjaga eksotisme kehidupan alam liar berjalan beriringan dan menjadi daya tarik wisata. Zona tersebut dibuan sebagai ruang untuk memperlihatkan cagar biosfer komodo pada wisatawan.

“Di dalam zona alam liat akan menampilkan atraksi Natural Reserve Gallery, mini zoo, night safari, dan lumina forest," ungkap Shana.

Berikutnya, lanjut Shana, zona petualangan dibangun dengan  konsep memberikan petualangan dan berbagai kegiatan alam terbuka yang unik dan berbeda. Di dalam zona petualangan akan menampilkan atraksi seperti glamping, hiking and biking track, zipline coaster, tree top net playground, sky coaster, ATV offroad track, tree top cycling, glass walkway, flying fox, dan outbound package.

Lalu zona keempat yaitu hiburan akan menyajikan konsep menjadikan destinasi yang menyediakan berbagai aktivitas hiburan dan self-treatment. Di salam zona hiburan m berisi berbagai atraksi seperti sky restaurant, wedding venue, sunset view point, spa and wellness, forest pavilion, dan park area.

Shana memastikan Otorita Labuan bajo akan menjadi representasi landmark cagar biosfer komodo. Hal tersebut dikarena tidak hanya menciptakan ruang bermain untuk manusia tapi juga ruang bermain untuk hewan serta alam lengkap dengan ekosistemnya.

“Sebab itu kami melakukan pengkajian amdal secara mendalam, diharapkan keragaman hayati Labuan bajo bisa hidup kembali dan lestari," tutur Shana.

Dia menambahkan, posisi kawasan pariwisata otorita sangat strategis terletak di atas kota Labuan Bajo dan terlihat jelas dari Bandara Komodo. Lokasi tersebut sangat cocok untuk kegiatan pertemuan internasional, seperti Asian Summit dan kegiatan MICE lainnya.

Shana menambahkan, keberadaan kawasan pariwisata otorita Labuan Bajo disanggah oleh dua desa dan satu kelurahan yaitu Desa Gorontalo, Desa Golo Bilas, dan Kelurahan Wae Kelambu.

Shana menjelaskan, sejak dua tahun lalu BPOLBF banyak melakukan program pemberdayaan masyarakat di wilayah tersebut yang disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat sekitar seperti dengan karang taruna Desa Golo Bilas melakukan pelatihan hidroponik dan dukungan bagi sanggar budayanya.

Begitu juga dengan Desa Gorontalo melakukan program daur ulang sampah limbah plastik dan dengan kelurahan wae kelambu melalui program pengolahan sampah. Lalu juga program pelestarian budaya Manggarai di kampung adat sekitar seperti kampung adat Kaper.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement