Jelang Tahun Ajaran Baru, SD Negeri Minim Pendaftar Tetap Langsungkan KBM
Rep: c01/ Red: Fernan Rahadi
Kegiatan belajar mengajar tatap muka di sebuah SD negeri (ilustrasi). | Foto: ANTARA/Asep Fathulrahman
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Hasil Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) untuk tingkat Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kabupaten Sleman menunjukkan terdapat 23 SD yang jumlah pendaftarnya di bawah 10 siswa. Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, Sri Adi Marsanto mengatakan menjelang tahun ajaran baru, SD dengan pendaftar minim akan tetap melangsungkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), pada Senin (11/7/2022).
Ia menyatakan, wacana penggabungan atau regrouping itu memang butuh kajian dulu.
"Jadi, nanti ada yang bersifat kebijakan dan teknis. Tidak serta merta karena PPDB tahun 2022 minim pendaftar itu langsung di-regrouping. Harus dikaji dulu dua, tiga tahun terakhir ini bagaimana,” kata Adi saat dihubungi, Jumat (8/7/2022).
Andi menambahkan pengambilan keputusan untuk melakukan penggabungan SD dengan pendaftar minim bukan suatu hal yang mudah. Menurutnya, hal tersebut dikarenakan dalam sebuah SD juga terdapat siswa lain yang berada di kelas 2 sampai 6. Sehingga tidak mungkin bisa dilakukan penggabungan SD dalam waktu yang singkat.
"Dari hasil analisis para kepala sekolah dan pengawas sekolah yang kita punya, memang kemungkinan besar hal itu (SD N minim pendaftar-Red) terjadi karena jumlah siswa yang memasuki usia sekolah memang sedikit dan adanya keinginan orang tua untuk menyekolahkan anaknya di sekolah swasta,” jelas Adi.
Ia menjelaskan SD negeri dengan jumlah pendaftar yang minim tersebar di sembilan kapanewon. Dengan rincian, Cangkringan tiga SD, Depok tiga SD, Gamping satu SD, Minggir empat SD, Mlati dua SD, Moyudan tiga SD, Pakem tiga SD, Prambanan dua SD, Seyegan dua SD.
Dari rincian tersebut, SD negeri dengan jumlah pendaftar paling sedikit, yaitu empat siswa terdapat di SD N Sumberwatu yang terletak di Kapanewon Prambanan dan SDN Cangkringan 1. Adi juga menegaskan bahwa meskipun terdapat 23 SD yang minim pendaftar. Hal itu tidak berarti bahwa SD tersebut merupakan sekolah yang tidak bagus.
Menjelang dimulainya tahun ajaran baru, Adi berharap pandemi Covid-19 dapat selesai sehingga dapat mengejar ketertinggalan selama dua tahun kemarin. Ia mengakui jika pembelajaran secara daring tidak dapat menggantikan pembelajaran secara tatap muka. Selain itu, ia juga berharap ketika Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dapat berjalan dengan baik dan tertib.