Ahad 10 Jul 2022 20:31 WIB

Iran Umumkan Mulai Perkaya Uranium Hingga 20 Persen di Fordo

Uranium yang diperkaya hingga 20 persen dikumpulkan dari sentrifugal IR-6 canggih.

Rep: Dwina Agustin]/ Red: Andri Saubani
Seorang inspektur Badan Energi Atom Internasional memasang peralatan pengawasan, di Fasilitas Konversi Uranium Iran, di luar kota Isfahan, Iran, 8 Agustus 2005. Iran mematikan dua kamera pengintai pengawas nuklir PBB yang memantau salah satu situs atomnya, televisi pemerintah melaporkan Rabu, 8 Juni 2022. Laporan itu tidak mengidentifikasi situs tersebut.
Foto: AP Photo/Mehdi Ghasemi, ISNA
Seorang inspektur Badan Energi Atom Internasional memasang peralatan pengawasan, di Fasilitas Konversi Uranium Iran, di luar kota Isfahan, Iran, 8 Agustus 2005. Iran mematikan dua kamera pengintai pengawas nuklir PBB yang memantau salah satu situs atomnya, televisi pemerintah melaporkan Rabu, 8 Juni 2022. Laporan itu tidak mengidentifikasi situs tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran mengumumkan pada Ahad (10/7/2022), telah mulai memperkaya uranium hingga 20 persen menggunakan sentrifugal canggih di pembangkit nuklir bawah tanah Fordo. Juru bicara Organisasi Energi Atom Iran Behrouz Kamalvandi mengatakan, uranium yang diperkaya hingga 20 persen dikumpulkan untuk pertama kalinya dari sentrifugal IR-6 canggih pada Sabtu (9/7/2022).

Kamalvandi mengatakan, Iran telah memberi tahu pengawas nuklir PBB Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) tentang perkembangan itu dua minggu lalu. Sentrifugal digunakan untuk memutar uranium yang diperkaya ke tingkat kemurnian yang lebih tinggi. Perjanjian nuklir Teheran 2015 dengan kekuatan dunia telah menyerukan agar Fordo untuk menjadi fasilitas penelitian dan pengembangan dan membatasi sentrifugal di sana untuk penggunaan non-nuklir.

Baca Juga

Iran sebelumnya telah mengatakan kepada IAEA, bahwa sedang bersiap untuk memperkaya uranium melalui rangkaian baru 166 sentrifugal IR-6 canggih di fasilitas Fordo bawah tanahnya. Namun, pernyataan itu tidak mengungkapkan tempat akan memperkayanya.

IAEA mengatakan, telah memverifikasi  Iran menggunakan pengaturan yang memungkinkannya untuk lebih cepat dan mudah beralih di antara tingkat pengayaan pada Sabtu. Dalam sebuah laporan kepada negara-negara anggota, Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi menggambarkan sistem/modified sub-headers yang katanya memungkinkan Iran untuk menyuntikkan gas yang diperkaya hingga lima persen kemurnian ke dalam rangkaian 166 sentrifugal IR-6 untuk tujuan produksi uranium diperkaya hingga 20 persen kemurnian.

IAEA melaporkan bulan lalu, Iran memiliki 43 kilogram uranium yang diperkaya dengan kemurnian 60 persen, sebuah langkah singkat menuju 90 persen sebagai senjata nuklir. Pakar nonproliferasi memperingatkan bahwa cukup bahan fisil untuk satu senjata nuklir jika Iran memilih untuk mengejarnya.

Tapi, Iran masih perlu merancang bom dan sistem pengirimannya, kemungkinan proyek selama berbulan-bulan. Iran menegaskan programnya adalah untuk tujuan damai, meskipun para ahli PBB dan badan-badan intelijen Barat mengatakan Iran memiliki program nuklir militer terorganisir sampai 2003.

Pekerjaan nuklir Teheran yang meningkat telah menimbulkan kekhawatiran dengan transparansi yang berkurang dengan cepat. Bulan lalu Iran mematikan lebih dari dua lusin kamera pemantau IAEA dari berbagai situs terkait nuklir di seluruh negeri.

Terlebih lagi pembicaraan nuklir terhenti selama berbulan-bulan. Utusan khusus Amerika Serikat (AS) untuk Iran Robert Malley menggambarkan putaran terakhir negosiasi di Qatar sebagai lebih dari sedikit kesempatan yang sia-sia. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement