BATAM -- Pada Ahad (12 Mei 2019), rombongan Pejuang Subuh Nongsa (PSN) konvoi dari Batu Besar Nongsa Kota Batam dengan 1 buah mini bus dan 6 mobil kecil. PSN berangkat pada pukul empat menuju Pelabuhan Sekupang Kota Batam, dengan diiringi rintikan hujan. Namun itu tidak menyurutkan semangat para Pejuang subuh Nongsa.
Setiba di Pelabuhan Sekupang, kami melanjutkan perjalanan menggunakan boat pancung. Satu boat berisi 40 orang dan satu boat lainnya memuat 13 orang.
Kami menyeberang dari Batam ke Pulau Belakang Padang, salah satu kecamatan tertua di Kota Batam, dan langsung berbatasan dengan Singapura. Perjalanan sekitat 15 menit.
Pejuang Subuh: Logo Pejuang Subuh Nongsa (PSN) Batam.
Dari kejauhan tampak gedung-gedung pencakar langit menjulang tinggi di Pulau Singapura. Setibanya di Belakang Padang kami segera menuju Masjid At-Taqwa, masjid tujuan kami bersafari Ramadhan.
Sambil bercengkerama dengan masyarakat setempat para anggota PSN menunggu waktu berbuka tiba. Tak terasa waktu berlalu, bunyi suling Pertamina dari Pulau Sambu diseberang Pulau Belakang Padang menandakan masuknya waktu Maghrib. Kami pun segera berbuka dengan beberapa butir kurma dan kueh mueh.
Usai Shalat Maghrib berjamaah, kami dihidang masakan khas melayu dengan menu ikan asam pedas dan sotong/cumi masak hitam. Subhanallah.. Terasa seperti makan di hotel berbintang lima.
Tak terasa, Isya pun tiba. Kami bergegas menunaikan Shalat isya dan dilanjutkan dengan tarawih berjamaah dengan suasana Makkah. Shalat diimami oleh Ustaz Haji Marsapwan Bin Abdul Wahab, penasihat PSN yang merupakan lulusan dari Timur Tengah.
Usai tarawih, ustaz yang biasa disapa dengan Ustaz Iwan ini pun berceramah memperkenalkan tentang Pejuang Subuh Nongsa dan manfaat serta Keutamaan Shalat Subuh kepada jamaah. Kemudian Beliau menutup dengan ajakan untuk memanfaatkan Ramadhan kali ini dengan sebaik-baiknya.
Minimal, kita bisa berpuasa dan berbuat kebaikan di mana satu kebaikan akan dilipatgandakan menjadi 10 sampai 700 kali lipat. Subhanallah. Beliau mengakhiri ceramahnya dengan mengatakan jangan sampai kita termasuk orang yang sengsara di Bulan Ramadhan ini karena kita tidak mendapatkan Rahmat Allah SWT.
Selesai acara Safari Ramadhan, kami pun kembali ke Pulau Batam dengan menaiki boat pancung sambil menikmati lampu gedung-gedung Singapura. Tidak lupa, kami membeli oleh-oleh khas Pulau Belakang Padang yang diberi julukan Pulau Penawar Rindu, yaitu teh tarik, kopi tarik, dan kopi O.
Pengirim: Sonnie Evrianto, Kota Batam, Batam