Fasilitas dan terjangkaunya harga-harga buku yang ditawarkan pasar buku pertama di Jakarta, JakBook belum mampu memikat warga Jakarta untuk datang dan berbelanja ketempat tersebut.
Hal tersebut terbukti berdasarkan pantaun hanya beberapa kosumen yang terlihat memilih - milih dan membayar buku-buku yang dibelinya. Salah satu penjaga keamanan Pasar Kenari, Rudi Gumilar membenarkan jika pembeli dari tempat tersebut memang masih sepi.
"Orang - orang yang beli disini memang masih sepi. Kemarin sebelum masuk sekolah biasanya banyak orang yang cari buku dan peralatan sekolah tapi kemarin juga masih belum begitu ramai,"ujarnya saat ditemui di Pasar Kenari.
Menurutnya, faktor yang membuat pengunjung masih sepi karena kemungkinan kurang sosialisasi, sehingga kebanyakan warga Jakarta masih belum mengetahui keberadaan Pasar Buku ini."Kalau fasilitas - fasilitasnya kan sudah nyaman, bersih ruangannya pun ber-AC. Kemungkinan kurang sosialisasi,"ujarnya.
Pengunjung memilih buku di Pasar Buku JakBook, Pasar Kenari, Jakarta, Rabu (1/5).
Untuk menarik minat warga Jakarta, pihak pengelola PD Pasar Jaya nampak sangat memperhatikan fasilitas - fasilitas yang ada, sebab fasilitas dan ruangan yang ada terlihat bersih, rapi dan nyaman. Di tempat ini dilengkapi ruang baca yang luas, lengkap dengan meja dan kursinya.
Ada juga ruang yang baca yang dibuat lesehan dengan lengkapi lantai rumput-rumput artifisial. Selain ruang baca terdapat foodcourt, ruang laktasi, coworking space serta ATM Center.
Pengunjung memilih buku di Pasar Buku JakBook, Pasar Kenari, Jakarta, Rabu (1/5).
Setiap ruangan pun dingin karena dilengkapi AC, dan tentunya ruangannya pun sangat bersih dan rapi. Disekitar toko JakBook terdapat beberapa penjual-penjual buku bekas dari Pasar Senen dan Kwitang.
Agung berharap kedepannya Pemprov DKI Jakarta semakin menggalakkan sosialisasi keberadaan pasar ini kepada masyarakat Jakarta, sehingga bisa menarik lebih banyak pengunjung. Sebab, menurutnya fasilitas - fasilitas bagus yang ada dan terjangkaunya harga yang tawarkan sangat sayang jika warga Jakarta tidak memanfaatkannya.
Pengirim: Umi Soliha, DKI Jakarta